Karena sejauh ini, potret pendidikan di salah satu Provinsi Jawa Timur masih suram, terutama bagi kaum perempuan. Karena tak mampu, mayoritas perempuan tak mampu melanjutkan sekolah ke tingkat SMA mengingat pendidikan gratis hanya sampai tingkat SMP.
"Banyak perempuan yang hanya tamatan SMP. Setelah lulus SMP mereka menikah dan menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hongkong atau Saudi untuk membantu suami atau keluarga," jelas Arifin dalam keterangan persnya, (Selasa, 22/11).
Karena itu, dia bertekad akan membebaskan biaya pendidikan hingga tingkat SMA. Selain itu menurutnya, juga perlu diadakan angkutan gratis khusus pelajar. Sebab, jarak sekolah juga menjadi salah satu faktor rendahnya potret pendidikan bagi perempuan Trenggalek.
"Banyak dari mereka yang harus patungan agar bisa menyewa mobil. Karena kalau pakai sepeda motor cukup riskan," tandasnya.
Cawabup berusia 25 tahun ini juga sudah mempunyai strategi agar perempuan Trenggalek tidak memilih menjadi buruh migran di negeri orang, melainkan memilih berwirausaha serta menjalani roda perekonomian secara mandiri. Salah satunya memperkuat koperasi wanita (kopwan).
"Kopwan di Trenggalek sangat banyak hanya kurang dimaksimalkan, sehingga kurang mendapat peran dalam memasarkan sebuah produk dan kerap dikalahkan oleh perusahaan besar. Kami harus menyiapkan pasar agar mereka memiliki lahan untuk berbisnis dan menggerakan roda perekonomian," tandasnya.
Arifin memang dikenal sebagai penggelut UKM lokal yang berhasil. Dari bisnis yang sudah digelutinya sejak dulu, Arifin mampu mempekerjakan sekira 2.000 tenaga kerja. Karena itu, Arifin mengaku sudah memahami betul apa yang harus dilakukan untuk memajukan Trenggalek selaku tanah leluhurnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: