Akbar Faisal: Terlalu Berlebihan Bilang "Keterlibatan" Surya Paloh

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/febiyana-1'>FEBIYANA</a>
LAPORAN: FEBIYANA
  • Rabu, 14 Oktober 2015, 22:49 WIB
Akbar Faisal: Terlalu Berlebihan Bilang "Keterlibatan" Surya Paloh
RMOL. Politikus Partai Nasional Demokrat (NasDem), Akbar Faisal tak suka bosnya, Surya Paloh terus-terusan dikaitkan dengan kasus korupsi dana bantuan sosial Pemprov Sumut. Sang ketua umum sama sekali tidak punya keterkaitan dengan dua kasus itu.

Akbar kaget saat ditanya mengenai dugaan keterlibatan Surya dalam kasus korupsi. Dia merasa kata "keterlibatan" terlalu berlebihan jika digunakan untuk menyebut peran bosnya itu.

"Bahayanya bahasa mu itu loh, gak ada masalah kok," kata Akbar saat ditemui usai acara survei di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Rabu (14/10).

Sebelumnya, Surya diduga terlibat lantaran sempat bertemu dengan Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho di kantor DPP NasDem pada bulan Mei lalu.

Dalam pertemuan tersebut Gatot diduga meminta tolong kepada Surya untuk "mengamankan" kasus dugaan korupsi dana bansos Pemprov Sumut yang ditangani Kejaksaan Agung.

Namun, Akbar membantah tegas informasi tersebut. Menurutnya, pertemuan itu murni untuk mendamaikan Gatot dengan Wakil Gubernur Sumut Tengku Erry Nuradi yang tak lain adalah kader Partai NasDem.

"Kan ini adik-adiknya semua (Gatot dan Erry), mereka ribut-ribut apalagi Pak Surya itu kan dari Medan, bagaimana mereka melayani masyarakat kalau berantem, itu tok!" tegas Akbar.

Anggota Komisi III DPR ini bantah ada pembicaraan terkait kasus bansos ataupun rencana gugatan PTUN yang berujung pada pemberian suap kepada tiga hakim. Dia mengaku kecewa karena niat baik Surya mendamaikan dua pemimpin Sumut itu sekarang malah dicurigai.

"Harusnya dia (Surya) mendapatkan penghargaan dong," pungkasnya.

Jejak rasuah dalam pertemuan di DPP NasDem tersebut kini sedang diusut oleh KPK. Tengku Erry Nuradi dan Sekjen Partai NasDem Patrice Rio Capella sudah diperiksa KPK beberapa waktu lalu. [sam]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA