Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Reklamasi Teluk Benoa Merusak Ekosistem dan Tradisi!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Selasa, 15 September 2015, 10:15 WIB
Reklamasi Teluk Benoa Merusak Ekosistem dan Tradisi<i>!</i>
ilustrasi/net
rmol news logo . Dari sisi teknis, rencana reklamasi merupakan pelanggaran terhadap penetapan kawasan Teluk Benoa sebagai kawasan konservasi. Dari aspek hidrodinamika, reklamasi dapat berdampak negatif seperti erosi pantai dan pendangkalan muara sungai.

Demikian disampaikan Koordinator Aksi Forum Rakyat Bali Jakarta (Forbali Jakarta), Made Bawayasa, dalam keterangan beberapa saat lalu (Selasa, 15/9). Hari ini, Forbali mau demo di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, terkait dengan reklamasi teluk Benoa.

"Reklamasi akan merusak ekosistem unik Teluk Benoa, ini dikarenakan karena pesisir Bali Selatan terdiri atas puluhan jenis mangrove, jenis lamun beserta rumput laut, begitu juga berbagai jenis-jenis burung yang keberadaannya dilindungi. Reklamasi akan mengganggu flora dan fauna air dikarenakan hancurnya habitat dikarenakan penimbunan," tegas Made Bawayasa

Sementara itu, Made mengingatkan, bahwa budaya dan religi Hindu Bali sangat tergantung dengan prinsip harmonisasi dengan alam. Sementara teluk Benoa diyakini merupakan wilayah sakral berdasarkan tradisi pemujaan Segara Kertih. Sehingga kerusakan pada perairan di Benoa tentunya akan menyakiti nilai-nilai kesatuan manusia, alam dan Tuhan.

"Pemujaan Segara Kertih, yang napak tilasnya juga melibatkan Pura Sakenan, Serangan Denpasar merupakan bagian dari jalur penting pemujaan kepada Sang Hyang Varuna sebagai penguasa laut. Menghilangnya wilayah perairan akan berdampak secara langsung terhadap kekayaan budaya dan tradisi ini," demikian Made Bawayasa. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA