Indonesia juga menyerukan perundingan kedua pihak yang bertikai, termasuk penyelenggaraan konferensi internasional di Paris serta penghentian standar ganda dan sebaliknya memperkuat dukungan terhadap negara Palestina di kawasan Timur Tengah. Indonesia juga melihat pembukaan hubungan diplomatik antara Palestina dan Vatikan membuka peluang diperolehnya dukungan lebih 1 miliar umat Katolik terhadap Palestina.
Selain itu, Indonesia juga menyambut baik laporan Komisi Penyelidik yang menyingkap konflik di Gaza tahun 2014 dan menganjurkan Palestina menggunakan laporan tersebut untuk menuntut tanggungjawab Israel di hadapan mahkamah internasional.
Demikian sikap resmi pemerintah Indonesia yang dibacakan Duta Besar RI di Moskow, Djauhari Oratmangun, dalam pertemuan yang digelar PBB di hotel Lotte untuk Moskow membahas masalah perdamaian di Timur Tengah. Sekitar 300 orang perwakilan manca negara dan organisasi internasional hadir pada acara yang dilaksanakan pada 1 dan 2 Juli 2015 tersebut.
Kegiatan yang bertajuk "United Nations International Meeting in Support of Israeli Palestinian Peace. Two States Solution: A Key Prerequisite for Achieving Peace and Stability in Middle East" ini dihadiri tiga Duta Besar Indonesia, termasuk Dubes Makarim Wibisono dalam kapasitas sebagai Rapporteurs PBB Masalah HAM Palestina dan Desra Percaya, Wakil Tetap RI di PBB New York selaku Wakil Ketua Komite Pelaksanaan Hak-Hak Rakyat Palestina di PBB.
Dalam sambutan pembukaan yang dibacakan Nickolay Mladenov (Koordinator Khusus PBB Untuk Perdamaian di Timur Tengah), sebagaimana keterangan tertulis dari KBRI di Moskow, Sekjen PBB Ban Ki-moon antara lain menyerukan agar masyarakat internasional tetap fokus mendukung penyelesaian konflik Israel-Palestina dan solusi dua negara merupakan pilihan terbaik dalam mewujudkan perdamaian di Timur Tengah.
[ysa]
BERITA TERKAIT: