"Misalnya kita bangun sekolah mungkin cukup dengan konstruksi baja, untuk 3-4 lantai. Tidak perlu sampai masif ada beton, terus dicor segala macam. Itu jadi mahal. Kenapa dia mau mahal supaya dia komisinya gede," ujar dia di kantornya, Jakarta, Rabu (24/6).
Tak hanya itu, Ahok, sapaan akrab Basuki ini juga mengaku heran dengan sikap sejumlah anak buahnya yang enggan memasukkan seluruh lelang pengadaan dan pembelian barang dan jasa melalui e-Budgeting.
Ahok sadar sistem e-Budgeting yang ia banggakan selama ini belum sempurna. Namun, alih-alih memperbaiki sistem tersebut, ia justru menyalahkan anak buahnya yang memasukkan jenis kegiatan yang akan dilelang melalui elektronik musyawarah rencana pembangunan (e-Musrenbang).
Lelah dengan kondisi ini, Ahok mengaku akan membiarkan kesalahan yang terjadi tahun 2015 ini begitu saja. Ia mengaku akan memperbaiki kesalahan yang terjadi di e-Budgeting tahun 2015 di periode mendatang.
"Tidak apa-apa sekarang kita lolosin dulu tapi minimal yang tahun depan kita sudah punya pengalaman lagi. Kesalahan kan yang 2014 kita enggak masukin e-Budgeting ujungnya baru kita masukin. Yang 2015 kita masukin tapi kelemahannya enggak dari e-Musrenbang. Jadi nanti yang 2016 mudah-mudahan dari e-Musrenbang," tukasnya.
[rus]