"Kelima nama itu adalah M.Ikhsan (akademisi,PKS), Sunaryo (PAN ) dan Walikota Dumai Khairul Anwar (calon incumbent), Wakil Walikota Dumai Agus Widayat ( calon incumbent ), serta Ahmadi (pengusaha," kata Koordinator Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI), Anom Hartanto, dalam keterangan beberapa saat lalu (Sabtu, 13/6).
Berdasarkan hasil survei, jelas Anom, Agus Widayat menduduki posisi teratas (28,7 persen), yang disusul oleh Sunaryo (14,7 persen), Ahmadi (10,6 persen), Khairul Anwar (10,4 persen), dan M.Ikhsan (6,9 persen).
Dari sisi akseptabilitas, lanjut Anom, M Ikhsan dan Ahmadi, yang merupakan figur baru dan bukan berlatar birokrat, ternyata melebihi Khairul Anwar, Sunaryo dan Zulkipli AS. Tingkat akseptabilitas masyarakat terhadap Ahmadi sebesar 14 ,7 persen dan M. Ikhsan 13,8 persen, atau menempati urutan kedua dan ketiga setelah Agus Widayat dengan angka akseptabilitas 27,7 persen.
"Khairul Anwar hanya 9,6 persen dan Sunaryo yhanya 8,3 persen," ungkap Anom.
Menurut Anom, tingkat kseptabilitas ini mengambarkan tingkat penerimaan masyarakat Dumai terhadap kehadiran mereka untuk menjadi pemimpin nomor satu di Kota Dumai .
"Calon wali kota yang diterima dengan baik kehadirannya, maka semakin kuat dan besar peluang yang bersangkutan menjadi pemimpin," tutur Anom
Anom menjelaskan, survei ini dilakukan 27 Mei sampai 7 Juni 2015, dengan sampel 1.000 responden di tujuh kecamatan yang ada di Kota Dumai. Survei ini mengunakan metodologi multistage random sampling , dengan margin error sekitar 3,1 persen dengan confident interval 95 persen.
"Responden yang disurvei berasal dari berbagai jenis latar belakang pendidikan , suku ,agama , profesi dan pekerjaan," demikian Anom.
[ysa]
BERITA TERKAIT: