Jakarta Fair Kemayoran Bantu Gerakkan Industri Ritel

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/yayan-sopyani-al-hadi-1'>YAYAN SOPYANI AL HADI</a>
LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI
  • Jumat, 12 Juni 2015, 01:15 WIB
Jakarta Fair Kemayoran Bantu Gerakkan Industri Ritel
ilustrasi/net
rmol news logo . Sebagai pameran multi produk terbesar di Indonesia, Jakarta Fair Kemayoran cukup berperan dalam menyumbang pergerakan perekonomian. Terlebih saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia sedang melesu dan industri yang terkena dampak paling besar adalah ritel.

Dengan adanya Jakarta Fair Kemayoran 2015 membawa harapan baru untuk membangkitkan kembali gairah industri ritel. Pasalnya pameran yang ada sudah sejak lama ini, setiap tahunnya telah membuktikan perannya dengan catatan nilai transaksi yang cukup fantastis.

Jakarta Fair Tahun lalu saja nilai transaksinya tercatat hampir mencapai Rp 5 triliun. Sedangkan tahun ini dengan masa pameran lebih yang lebih lama yakni 38 hari penyelenggaran menargetkan nilai transaksi Rp 5 triliun.

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan, dengan total nilai transaksi segitu besarnya, Jakarta Fair Kemayoran tentu sangat berpengaruh dan memulihkan kinerja para pelaku indstri ritel. Terlebih setelah didera perlambatan pertumbuhan ekonomi yang hanya mencapai 4,71 persen di kuarta pertama tahun ini.

"Pastinya mereka (pelaku industri ritel) akan ada peningkatan omzet. Karena Jakarta Fair Kemayoran itu  pameran multi produk dan gaungnya cukup besar," tutur Enny, dalam keterangan Media Center Jakarta Fair Kemayoran, Kamis malam (11/6).

Menurutnya, Jakarta Fair Kemayoran juga bisa menjadi wadah untuk menjual hasil produksi yang tersisa dalam beberapa bulan kebelakang. Tentunya juga dengan menggunakan metode promo-promo yang menarik.

Dengan kembali tumbuhnya industri ritel, Jakarta Fair Kemayoran juga dinilai mampu menyumbang pergerakan perekonomian khususnya untuk DKI Jakarta.

"Pasti Jakarta Fair ini ada pengaruhnya untuk perkembangan ekonomi. Tidak mungkin kalau tidak," pungkasnya. [ysa]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA