Simak saja penelusuran
RMOLJakarta di beberapa lokasi berbeda, yang biasa dijadikan sarang mereka untuk beraksi.
Untuk
amoy kelas jalanan, mungkin sudah menjadi rahasia umum. Ya, jika malam menjelang, di sepanjang Jalan Hayam Wuruk hingga ke Gajah Mada Jakarta Pusat, para
amoy ini secara vulgar menjajakan tubuhnya di pinggir jalan.
Mereka berdandan menor dan berpakaian sangat seksi. Kepada pengendara yang melintas, tak segan-segan para
amoy ini menggoda dengan gaya genitnya.
"Karena di pinggir jalan, mereka baru akan beroperasi ketika malam mulai larut. Biasanya di atas jam 21.00 WIB, ketika jalanan mulai sepi," jelas Mamad (nama samaran), pemilik kios rokok yang mangkal di sekitar Gajah Mada kepada
RMOLJakarta, Kamis (12/2) lalu.
Menurutnya, para
amoy-amoy tersebut tidak bekerja sendirian. Mereka telah terorganisir dan dikendalikan oleh seorang
mami (mucikari).
"Tapi ada juga sih kalo cuma satu atau dua yang kerja sendiri (tanpa
mami)," beber Mamad.
Menariknya, para
amoy yang menjajakan diri di wilayah tersebut selalu dikawal oleh seorang pengendara motor.
"Mereka yang akan antar jemput ke hotel jika ada tamu. Tugas lainnya dia adalah menjaga keselamatan ceweknya, termasuk kalau ada razia petugas," lanjut Mamad.
Ya, untuk
amoy di kawasan Gajah Mada dan Hayam Wuruk memang tidak mau dibawa langsung oleh pria yang akan menikmati kemolekan tubuhnya. Setelah transaksi
deal, mereka akan diantar ke hotel oleh pengendara motor tadi.
Disamping itu, para
amoy tersebut hanya mau diajak kencan di hotel yang biasa dipakai mereka menservis tamunya.
Hotel- hotel itu umumnya tidak jauh dari tempat mereka mangkal. Alasan para
amoy, karena setelah melayani pria yang menyewa jasanya, dia bisa balik lagi mangkal dan menggaet mangsa lainnya.
[Syah/sim/jkt/man]