Diskusi itu bertema "Media, Politik dan ASEAN". Solon mengikuti diskusi itu di sela kunjungan Ke Eropa selama beberapa hari, setelah mengikuti Seminar Promosi Infrastruktur Indonesia di Madrid dan Barcelona 21-23 Mei atas Undangan KBRI Madrid.
Solon memang mendapat undangan dari Pensosbud KBRI Jerman dan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Berlin. Sekitar 30 mahasiswa PPI Berlin dan sekitarnya, plus beberapa mahasiswa asing dari Jerman, Turki dan Thailand yang mengikuti kuliah S1 dan Doktoral, ikut dalam diskusi itu. Kabid Pensosbud KBRI J Ribero dan staffnya, Laura Malau, juga hadir di sana.
Diskusi interaktif dan cair itu dilakukan di aula kampus Technise University yang berdiri tahun 1800, berjarak 300 Km di Barat kota Berlin, bekas wilayah Jerman Timur.
Beberapa hal disampaikan Solon Sihombing tentang perkembangan terkini tentang Media, Politik dan ASEAN, terlebih situasi jelang pilpres dan Kesiapan Indonesia Menghadapi Komunitas Ekonomi ASEAN 2015.
Beberapa mahasiswa sempat menanyakan tentang kehidupan kebebasan pers sejak era Orde Baru sampai era reformasi. Dari mulai kasus tewasnya wartawan Udin dari media Bernas di masa Orba, penutupan Gereja GKI Yasmin Bogor dan korupsi yang marak di Tanah Air. Mereka juga mempertanyakan terlalu bebasnya Media Sosial (Medsos) di Indonesia.
Salah seorang mahasiswi peserta diskusi, Olivia, mahasiswa S1 di Technise University, misalnya, sangat perhatian terhadap perkembangan media massa di Indonesia. Ia mempertanyakan eksistensi stasiun televisi
TVRI yang akhir-akhir ini seperti mati suri, padahal pada era dahulu dikenal sangat merakyat sampai ke desa-desa. Ia berharap
TVRI segera dibangkitkan oleh pemerintahan yang akan datang.
Pencerahan disampaikan Solon dalam diskusi Kebebasan Pers di era Presiden SBY. Menurutnya, kebebasan pers lebih baik dan maju dibandingkan daripada era Orba. Dan hal ini juga diakui oleh anggota PPI Berlin yang salah satu tokohnya adalah Mira, wanita asal Bandung yang kini bersuamikan pria Jerman.
Anggota PPI juga merasakan peran dan pendekatan Dubes RI untuk Jerman yang baru, Fauzi Bowo, yang dinilai sangat akomodatif dan ikut mencairkan suasana harmonis antara PPI dan masyarakat Indonesia di Jerman.
Di akhir diskusi, para anggota PPI berdoa dan mengharapkan agar Pilpres mendatang berjalan sukses dan aman. Mereka mendoakan terpilihnya presiden yang dapat menjawab kepentingan rakyat semua lapisan.
[ald]
BERITA TERKAIT: