Arkeolog yang juga mantan Kepala Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Haris Sukendar, mengatakan bahwa situs yang sudah ada sejak jaman Hindia Belanda itu merupakan teras berundak terbesar bukan hanya di Jawa Barat, tetapi juga di Asia Pasifik.
Hal tersebut disampaikan Haris dalam diskusi dengan tema "Bencana dan Peradaban" yang dilanjutkan dengan peluncuran buku "Situs Gunung Padang: Misteri dan Arkeologi" di Gedung Krida Bhakti, Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (28/1).
Situs yang merupakan embrio dari Candi Borobudur ini juga dikaitkan dengan Piramida Mesir. Meski berbeda, Haris mengatakan kedua situs itu memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai tempat pemujaan leluhur. Peninggalan ini terletak di atas gunung yang dianggap tempat suci.
Sementara itu, meski Gunung Padang merupakan peninggalan arkeologi, namun menariknya peninggalan ini membuktikan persatuan bangsa dan budaya.
"Hal itu lantaran Gunung Padang mencerminkan nilai-nilai leluhur, bersifat gotong royong dan persatuan. Situs ini tidak akan ada tanpa didasari nilai-nilai tersebut," ujar Haris.
[ald]
Para ilmuwan yang telah meneliti situs Gunung Padang, di Cianjur, Jawa Barat, menyebut situs fenomenal itu memiliki arti penting. 
BERITA TERKAIT: