Menurut bekas politikus Partai Demokrat, Mamun Murod Al Barbasy, (Senin, 4/11), TB Silalahi hanyalah salah satu dari sekian banyak elit dan kader Partai Demokrat yang merasa terganggu dengan ulah anggota Komisi III DPR tersebut.
Dari perbincangan Mamun dengan beberapa elite Demokrat, mereka menunjukan sikap ketaksukaannya dengan Ruhut, yang berkontribusi bagi penurunan elektabilitas partai penguasa itu.
"Waktu acara ILC (Indonesia Lawyers Club) di Batam, Mas Didi Irawadi Syamsuddin (Ketua DPP Partai Demokrat) pun tidak bersedia menemani Ruhut sampai akhir acara. Saya yakin Mas Didi pun malu dengan omongan Ruhut yang jauh dari kepatutan," jelas Mamun yang saat ini sebagai Jurubicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia, ormas besutan Anas Urbaningrum.
Dua pernyatan Ruhut yang menyelut kontroversi belakangan ini adalah pertama soal Anas Urbaningrum yang menurutnya akan masuk penjara kalau tidak bergabung dengan Partai Demokrat. Karena dia yakin Anas terlibat kasus saat menjadi anggota KPU 2001-2005. Kedua, Anas menjadi anggota KPU merupakan penugasan dari Partai Golkar.
"Tanya Ruhut lah soal itu. Data darimana, dia itu kok bisa
confident gitu (bicaranya)," jelas TB Silalahi saat dimintai tanggapan akhir pekan kemarin.
Terkait pernyataan TB Silalahi itu, Ruhut berang. Dia meminta TB tidak mengomentari gaya bicaranya. "Saya nasihati TB Silalahi, jangan coba-coba komentari saya. Jangan ubah gaya saya, Ruhut adalah Ruhut," tegas Ruhut.
Sementara TB yang balik menanggapi menjelaskan, dia hanya memberikan contoh AD/ART Partai Demokrat tentang bagaimana cara berkomunikasi politik yang bersih, santun, dan cerdas.
[zul] [zul]
BERITA TERKAIT: