Hal itu menjadi alasan anjloknya peringkat kemudahan berinvestasi di Indonesia dari peringkat 116 ke-120 Doing Business 2014 versi lama resmi Bank Dunia.
Anjloknya peringkat Doing Business ini juga menjadi indikasi gagalnya otonomi daerah di Indonesia. Karena permasalahan infrastruktur dan perizinan ini juga disebabkan absennya pemerintah daerah memperbaiki iklim usaha di daerah.
"Oleh sebab itu penting memperbaiki perencanaan pembangunan yang mengkoneksikan pemerintah pusat dan daerah secara terang," ujar ekonom Dahnil Anzar Simanjuntak (Rabu, 30/10).
Kedua, betul Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan Malaysia dan Singapura yang ukuran ekonominya lebih kecil dibandingkan dengan Indonesia, seperti disampaikan Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu).
"Tetapi perlu diingat, baiknya peringkat Doing Business 2014, Malaysia (urutan 6) dan Singapura (urutan 1) sebagai tetangga terdekat Indonesia, akan mempengaruhi tingkat Investasi ke Indonesia, Malaysia atau negara tetangga seperti Filipina yang menduduki urutan 18 dan Thailand urutan 108 akan menjadi pilihan investor dibandingkan Indonesia, yang menduduki urutan 120," tandasnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: