Gaet Wisatawan, Pemprov harus Pastikan Jakarta Aman dan Nyaman

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Sabtu, 05 Oktober 2013, 22:19 WIB
Gaet Wisatawan, Pemprov harus Pastikan Jakarta Aman dan Nyaman
rmol news logo Jakarta sudah dikenal sebagai pusat mall, pusat kuliner, pusat hiburan, dan wisata belanja bagi turis mancanegara. Gemerlapnya ibukota menjadikan Jakarta sebagai kota metropolitan yang hidup baik siang maupun malam hari.

Melalui promosi wisata "Enjoy Jakarta",  Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengelola kembali budaya Betawi sebagai daya tarik. Begitu juga menghidupkan pasar malam pedagang kaki lima sebagai alternatif wisata kuliner yang sudah ada. Tak ketinggalan, juga tersedia wisata golf.  "Banyak sekali tujuan wisata Jakarta," ujar tokoh pemuda Jakarta Rommy dalam keterangannya (Sabtu, 5/10).

Meski begitu, diakui master lulusan Faculty of Arts University of Western Australia (UWA) ini, Jakarta tidak memiliki banyak wisata alam seperti Bali atau Lombok. Wisata di Jakarta lebih banyak "man-made" seperti Ancol, Taman Mini Indonesia Indah, kebun binatang, pusat olahraga, museum. Akan tetapi jika dikelola dengan baik hal ini jadi daya tarik karena menyuguhkan wahana hiburan bagi anak-anak.

"Kepulauan Seribu, Pulau Tidung pun jika dikelola dengan baik akan mendatangkan pendapatan daerah yang besar. Ditambah lagi usulan Pak Jokowi soal paket wisata terintegrasi kawasan ASEAN akan semakin menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia, khususunya Jakarta," papar bekas aktivis Ikatan Pelajar Muhammadiyah ini.

Namun dari semua ini, pemerintah DKI harus mampu meyakinkan wisatawan bahwa Jakarta adalah kota yang aman dan nyaman. Karena jika tidak, mereka akan mencari alternatif tujuan ke daerah atau negara lain. Keamanan hotel, apartemen, restoran, klub malam, transportasi, dan lain sebagainya harus dijaga.

Karena itu, peristiwa pemerkosaan di dalam taksi terhadap turis, pengeboman JW Marriott 2003 dan 2009 di Jakarta, razia klub malam oleh sekelompok orang, tawuran antar masyarakat, transportasi yang buruk berujung pada kemacetan, serta banyaknya proses pembuatan makanan yang buruk oleh pedagang kaki lima seperti menggunakan boraks menjadi PR pemerintah DKI yang harus diatasi.

"Kesemuanya ini tidak hanya tugas pemerintah DKI. Harus ada transformasi visi wisata ke masyarakat. Agar masyarakat juga berperan aktif dan 'sadar wisata'. Misal dengan menjaga keamanan lingkungan sekitar dan kontrol terhadap aktivitas penghuni yang mencurigakan, menjaga kebersihan, dan juga turut berpartisipasi dalam program mengurangi kemacetan," demikian Rommy, yang juga calon anggota DPD dari daerah pemilihan DKI Jakarta ini. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA