Selain bukan tipe orang yang mengejar-ngejar jabatan, alasan lainnya, Jimly tidak punya popularitas, apalagi partai politik.
"Di desa-desa itu mana ada yang tahu siapa kita. Kita hanya berputar-putar di seputar elit saja. Menurut saya, ya sudahlah kita serahkan kepada mereka yang punya partai atau yang punya popularitas tinggi," kata Jimly kepada
Rakyat Merdeka Online (Senin, 6/5).
Meski, Jimly mengaku tidak ikut konvensi bukan berarti dirinya tidak punya hasrat menjadi presiden. Ingin memperbaiki negeri yang carut-marut ini, menurutnya, adalah panggilan jiwa.
"Semua orang yang tahu masalah, bertanggung jawab. Dosa kita kalau tak menyediakan diri untuk memperbaiki negara, terutama di bidang hukum dan pemerintahan," sambungnya.
[zul]
BERITA TERKAIT: