Keluarganya berasal dari Chechnya, lalu pindah ke Kyrgyzstan dan akhirnya menetap di Amerika Serikat sepuluh tahun lalu.
Tamerlan Tsarnaev adalah satu dari dua terduga pengebom Maratahon Boston hari Minggu lalu waktu setempat. Sebanyak tiga orang tewas dalam kejadian itu dan sekitar 170 lainnya menderita luka-luka.
Pengebom lain adalah kakak kandungnya, Dzhokhar A. Tsarnaev, yang lolos dari sergapan dan hingga kini masih dicari-cari polisi dan FBI. Tamerlan tercatat sebagai salah seorang mahasiswa jurusan teknik di perguruan tinggi setempat. Tamerlan jugadisebutkan telah menikah dan memiliki seorang anak.
Paman kedua anak muda itu, Ruslam Tsarni, kepada
CBS News menyesalkan perbuatan Tsarnev bersaudara.
"Dia (Tamerlan) berhak mendapatkan itu (mati dalam kontak senjata). Dia sungguh pantas mendapatkan itu. Mereka tidak pantas hidup di dunia," ujarnya emosional.
Kedua kakak beradik itu menurut sang paman mebuat malu keluarga. Tindakan mereka juga disebutnya sebagai pengecut. Ruslan juga tidak percaya perbuatan kedua keponakannya berkaitan dengan perjuangan orang Chechnya atau perjuangan kaum muslim lainnya.
"Dzhokhar, kalau kau hidup, mintalah maaf dari mereka yang tewas dan luka-luka. Dia membuat malu keluarga dan semua keturunan Chechnya. Menyerahlah," katanya lagi.
Dia juga mengatakan dirinya tidak berhubungan dengan keluarga Tsarnev beberapa tahun terakhir. Tetapi ia tidak menjelaskan penyebabnya.
"Saya siap berlutut di depan mereka dan meminta maaf. Saya menghargai negeri ini, saya mencintai negeri ini. Negeri ini memberikan kesempatan kepada semua orang untuk diperlakukan seperti manusia," demikian Ruslan Tsarni.
[dem]
BERITA TERKAIT: