Naikkan Harga BBM, SBY Tak Ingin Bebani Pemerintahan Mendatang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/zulhidayat-siregar-1'>ZULHIDAYAT SIREGAR</a>
LAPORAN: ZULHIDAYAT SIREGAR
  • Jumat, 19 April 2013, 06:01 WIB
Naikkan Harga BBM, SBY Tak Ingin Bebani Pemerintahan Mendatang
presiden sby
rmol news logo Beban masyarakat akan bertambah kalau sampai harga bahan bakar minyak (BBM) dinaikkan. Hal itu disadari oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Makanya, pengambilan keputusan terkait BBM sangat berat.

"Keputusan terkait BBM adalah keputusan yang paling berat karena saya tahu persis akibat yang harus ditanggung oleh masyarakat," kata Presiden lewat akun twitternya @SBYudhoyono Kamis malam (18/4).

Pemerintah sedang menimbang-nimbang sejumlah opsi pengendalian subsidi BBM, sepeti sistem 'dual price' untuk pemilik mobil pribadi yang seharusnya tidak mendapatkan subsidi BBM dengan harga subsidi bagi pemilik motor dan kendaraan angkutan umum, menjual bensin dengar kadar berbeda (RON 90), atau menjual BBM dengan harga keekonomian sebesar Rp 9.500/liter.

Presiden melanjutkan, pilihan yang diambil adalah pilihan dengan konsekuensi beban minimal bagi masyarakat. Itulah alasan mengapa pengambilan keputusan ini memerlukan waktu.

"Apapun pilihan yang diambil harus menjadikan ekonomi kita lebih kuat dan tidak membebani pemerintahan berikutnya," tandas Presiden SBY yang pada pemilihan presiden berikutnya tidak bisa lagi mencalonkan karena sudah dua periode memimpin Indonesia. [zul]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA