"Argumen itu melecehkan Indonesia, seolah-olah kalau partai Demokrat tidak naik elektabilitasnya, tidak solid, nanti Indonesia akan rawan. Jadi seolah-olah menyelamatkan partai demokrat adalah menyelamatkan negara" jelas Direktur Lingkar Madani untuk Indonesai (Lima), Ray Rangkuti, dalam konferensi pers di gedung Concern ABN, Jalan Sampit I, Jakarta Selatan (Rabu, 3/4).
Lebih lanjut lagi, Ray menilai jika ketika SBY menjadi ketum, dia tidak dengan segera meninggalkan jabatan lainnya di parpol yang juga melanggar asas pendirian parpol. Di Demokrat, SBY pun rangkap jabatan sebagi Ketua Majelis Tinggi, Ketua Dewan Kehormatan dan Ketua Dewan Pembina
"UU No 8/2008 mengenai asas pendirian parpol yang harus bersifat demokratif, partisipatif dan menjadi efek pendidikan kepada publik, hal itu yg dilanggar SBY," jelas Ray.
"Kalau Ketua Pembina memberi saran, berarti dia memberi saran kepada dirinya sendiri. Tidak ada lagi
check and balances di partai itu sendiri. Partai yang sudah tidak demokratis bahkan harusnya dicekal ikut pemilu" sambugnya lagi.
Ray juga menilai jika pemilihan secara aklamasi saat KLB di Bali lalu adalah skenario.
"Itu dipaksa secara aklamasi, dibuat skenario seolah-olah aklamasi. Tapi lebih dari itu, bahwa pilihan presiden mengatakan mau dan siap menjadi ketum saja sudah menjadi cela," pungkasnya.
[ysa]
BERITA TERKAIT: