"Bener, kasih aja dulu ke Bali karena banyak yang mau dia selesaikan. Kan urusannya sama big boss (bos besar)," ujar Angie kepada Rosa seperti tertulis dalam surat dakwaan.
Meski begitu LSM Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) mempertanyakan kenapa Jaksa KPK hanya menyebut ihwal bos besar dan ketua besar hanya sebatas itu. Padahal semestinya, Jaksa KPK lebih rinci dan lebih jelas mengurai siapa sosok dan peran ketua besar dan bos besar dalam konstruksi suap pembahasan anggaran dari Permai Group, konsorsium perusahaan milik M Nazaruddin itu.
"Dakwaan itu menguraikan peran terdakwa dan rangkaian perannya. Dengan begitu peran yang dilakukan pelaku lain juga harus diuraikan," ujar Koordinator MAKI, Boyamin Saiman kepada
Rakyat Merdeka Online Kamis malam (6/9).
Menurutnya, tidak masalah berapa tebalnya surat dakwaan Angie yang disusun. Tapi yang terpenting adalah, di dalamnya menguraikan secara gamblang, padat dan jelas mengenai para pihak yang terkait dengan delik perkaranya. Diantaranya soal sosok dan peran bos besar dan ketua besar tersebut. Apalagi hal itu merupakan fakta persidangan yang sudah mengemuka dalam persidangan yang lalu-lalu.
Dalam persidangan dengan terdakwa M Nazaruddin, terpidana kasus wisma atlet, Mindo Rosalina Manullang, mengakui adanya istilah ketua besar dan bos besar yang digunakan Angelina Sondakh saat memintah jatah dari Permai Group. Bos besar adalah istilah yang dipakai Angie untuk menyebut Anas Urbaningrum, sedangkan ketua besar adalah untuk menyebut mantan Wakil Ketua Badan Anggaran DPR Mirwan Amir.
"Itu kan fakta persidangan, lalu apa gunanya kalau peran bos besar dan ketua besar tidak diuraikan dalam dakwaan Angie," imbuh Boyamin.
[dem]
BERITA TERKAIT: