"Kegagalan ini pernah diungkap dalam acara Universal Periodic Review di PBB pada bulan Mei 2012 yang lalu dan disorot banyak negara sebagai negara intoleransi," kata Wakil Ketua Komisi I, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin, kepada
Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 29/8).
Menurut TB Hasanuddin, kasus Sampang pada 26 Agustus lalu itu semakin memojokan Indonesia di mata dunia. Pemerintah Indonesia pun semakin terbukti tidak mampu melindungi minoritas, baik minoritas agama, kepercayaan maupun etnik.
"Situasi ini tentu sangat menghawatirkan posisi politik luar negeri Indonesia," tegas TB Hasanuddin.
Bila situasi ini terus berlanjut, TB Hasanuddin mengingatkan bahwa tidak mustahil beberapa negara atau publik internasional percaya bahwa ada pembiaran terhadap minoritas. Ujung-ujungnya, dan ini tentu saja menjadi hal yang paling dikhawatirkan, adalah terjadi pembentukan opini publik atau opini internasional untuk mendukung semangat sparatisme.
"Semoga pemerintah, dalam hal ini Presiden SBY benar-benar memahami situasi sulit ini, dan melakukan upaya-upaya komprehensif dengan menghentikan konflik yang terus berkembang dan tak terkendali . Hentikan diskriminasi dan lindungi warga negara, siapapun dia," demikian TB Hasnuddin.
[ysa]
BERITA TERKAIT: