Jalan Malaysia Lestarikan Gondang Sembilan dan Tortor Semakin Lapang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Sabtu, 14 Juli 2012, 17:39 WIB
Jalan Malaysia Lestarikan Gondang Sembilan dan Tortor Semakin Lapang
tari tortor/ist
RMOL. Pemerintah daerah (Pemda), tokoh adat dan masyarakat Tapanuli Selatan yang mewakili tanah leluhur Mandailing, mendukung upaya yang dilakukan Kerajaan Malaysia untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Mandailing, Gondang Sembilan dan Tari Tortor.

Dukungan antara lain disampaikan Walikota Kota Padang Sidimpuan, Drs. Zulkarnain Nasution, Bupati Kabupaten Mandailing Natal, HM Hidayat Batubara, Wakil Bupati Tapanuli Selatan, Aldinz Rapolo Siregar, Wakil Bupati Padang Lawas Utara, H Riskon Hasibuan dan Bupati Padang Lawas, Ali Sutan Harahap.

Adapun tokoh adat Mandailing yang menyampaikan dukungannya adalah Ketua Lembaga Adat Kota Sidimpuan, H. SS. Baginda Tambangan Harahap, Ketua Umum Lembaga Adat Mandailing Natal, Raja Pidoli Lombang Baginda Mangaraja Saoloon Efendi Nasution dan Ketua Lembaga Adat Kabupaten Padang Lawas Utara, Patuan Humala Pontas Harahap. Di luar tanah leluhur orang Mandailing, sokongan disampaikan Pemerintah Kotamadya Medan seperti disampaikan walikotanya, DRS. H Rahudman Harahap MM.

Dukungan tersebut disampaikan langsung kepada Presiden Persatuan Halak Mandailing Malaysia, Ramli Abdul Karim Hasibuan dan beberapa anggota Halak Mandailing Malaysia saat mengunjungi dan dan bersilaturahim yang dilakukan Senin kemarin hingga hari ini (Sabtu, 14/7).

"Kami bersyukur dan berterima kasih kepada pihak Mandailing Malaysia dan pemerintah Malaysia karena mau memperjuang, mempertahankan dan melestarikan kebudayaan kita, Gordang Sambilan dan Tortor Mandailing,” ucap Bupati H.M. Hidayat Batubara kepada rombongan Mandailing Malayasia di sela-sela pertemuan, seperti disampaikan Sekretaris Persatuan Halak Mandailing Malaysia, Diana Semaon Harahap dalam keterangan resminya yang diterima redaksi (Sabtu, 14/7).

Dalam kesempatan itu, Hidayat Batubara juga mengatakan bahwa masyarakat dari tanah asal leluhur suku Mandailing tidak pernah membantah atau memprotes usaha mendaftarkan Gordang Sambilan dan Tortor Mandailing sebagai warisan orang Mandailing di Malaysia.

"Kita percaya bahawa dengan pendaftarannya sebagai warisan orang Mandailing di Malaysia, maka pemerintah di sana sudah pasti akan melestarikan dan mengembangkannya. Itu sangat kami banggakan," katanya.

Sementara, lajut Diana Harahap dalam keterangan tertulisnya, dalam pertemuan lain, perwakilan pemimpin adat di Mandailing Natal, Raja Namora Bayo Parlaungan B. Sutan Iskandar Parlaungan Nasution mengatakan tidak pernah sedikit pun mengatakan pemerintah Malaysia 'mengklaim' Gordang Sambilan dan Tortor Mandailing. Tuduhan seperti itu sangat tidak berdasar dan datang dari orang lain yang bukan dari suku Mandailing.

"Kami pemimpin dan masyarakat Mandailing seluruhnya di tanah leluhur ini (semua kabupten di Tapanuli Selatan) sangat berbangga dan memahami bahwa apa yang diusahakan oleh pemerintah Malaysia itu hanyalah untuk melestarikan dua budaya kita. Percayalah, mereka yang memprotes dan mengatakan anda 'mengklaim' itu adalah kelompok yang salah paham karena mereka tidak pernah mencari tahu bahwa Gordang Sambilan dan Tortor Mandailing adalah milik orang Mandailing. Maka saudara kami orang Mandailing di Malaysia juga berhak membudaya dan melestarikannya,” katanya lagi.

Turut serta dalam rombongan dari Malaysia dalam kunjungan dan silaturahim ini adalah Ahli Panel Pemikir Mandailing Malaysia, Profesor Dr. Ahmad Atory Hussain Lubis yang juga dosen politik dan administrasi kerajaan di Universiti Sains Malaysia, sekrtais Mandailing Malaysia, Diana Semaon Harahap dan Ahli Majlis Pimpinan, Yusof Amin Noordin Nasution serta aktivis Mandailing Malaysia, Ahmad Ikram Abd Karim Nasution dan Sulaiman Nasution Taibon.

Selepas jamuan di rumah dinas Bupati Mandailing Natal, rombongan langsung disambut dengan paluan Gordang Sambilan dan Tortor Mandailing di pekarangan istana Raja Pidoli Lombang, kira-kira lima kilometer dari bandar Panyabungan. Sekitar 1 ribu penduduk kampung Pidoli Lombang ikut menyaksikan kegiatan ini.

Pada hari Kamis, rombongan berkesempatan bersilaturahmi dengan Ketua Lembaga Adat Kota Sidimpuan, H. SS. Baginda Tambangan Harahap di kediamannya di Jalan Sutan Muhammad Arief di bandar Padang Sidimpuan. Tambangan menegaskan, pihak manapun tidak berhak mempersoalkan perjuangan masyarakat Mandailing di Malaysia untuk mempertahan dan memperjuangkan Gordang Sambilan dan Tortor Mandailing. Sebab mereka turut memiliki kedua-duanya.

"Sekiranya protes itu datang dari Tapanuli Bahagian Selatan itu empat kabupaten dan satu pemerintah kota, itu boleh diterima kerana keseluruhannya adalah daerah orang Mandailing. Tetapi masalahnya kami sendiri di Tapanuli Bahagian Selatan tidak pernah memprotes malah memberi sokongan penuh dan dialu-alukan,” kata dia.

"Jadi, kalau kami di Tapanuli Bahagian Selatan sendiri menyokong dan berterima kasih kepada pemerintah Malaysia dan Persatuan Halak Mandailing Malaysia atas inisiatif ini, siapakah mereka yang memprotes itu dan apa hak mereka untuk memprotes. Biarlah orang Mandailing menguruskan urusan orang Mandailing, jangan ada suku dan pihak lain yang ikut campur,” imbaunya. [dem]


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA