"Kalau katanya cuman sekelompok kecil orang menolak, maka dimana letak peranan politik luar negri yang bebas dan aktif yang selama ini kita anut," kata Abhiram yang juga merupakan Vice Chairman CAYC (Pemuda ASEAN) dalam rilisnya yang dikirim ke redaksi (Jumat, 25/5).
Abhiram menuturkan, kepolisian wajib memastikan dan menjamin segala bentuk terkait keamanan. Bukan malah bisa diintervensi oleh kekuatan-kekuatan yang tidak bertanggungjawab.
"Saya kira Polisi tidak perlu khawatir dengan oknum ormas-ormas tertentu yang memberikan tekanan tertutup ataupun terbuka. Dan jika ada indikasi ancaman maka wajiblah Polisi memberikan tindakan sedini mungkin kepada pihak-pihak yang ingin melakukan tindakan melanggar hukum," katanya.
Sementara terkait tekanan kelompok Islam terhadap konser Lady Gaga, Abhiram menuturkan pihak penyelengara konser wajib mematuhi segala peraturan yang berlaku di Indonesia, dengan cara mencegah konser seronok yang bukan merupakan ciri bangsa kita. Para penyelengara juga wajib menyelengarakan pertunjukan yang bebas dari pornographi dan SARA.
"Prinsipnya kita kaum muda mendukung siapapun yang ingin berekspresi melalui seni budaya di tanah air," katanya.
"Ini merupakan bentuk diplomasi luar negeri yang bebas dan aktif sekaligus menjaga nama baik bangsa Indonesia di hadapan dunia. Kita harus menjunjung tinggi seni dan budaya dari negara manapun. Sebaliknya kita harapkan negara lain juga melakukan hal yang sama saat putra-putri Indonesia membawa seni dan budaya dari Indonesia," tandasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: