Serangga Tomcat atau kumbang rove yang dimaksud itu biasa disebut semut semai atau semut kayap. Serangga ini digolongkan Ordo Coleoptera (kelompok kumbang), Sub ordo Rove Beetle (kelompok kumbang kecil) dari famili Staphylinidae. Secara fisik Tomcat memiliki panjang sekitar 1 cm, badan berwarna oranye denganbagian bawah abdomen dan kepala berwarna gelap.
Tomcat sendiri memiliki sepasang sayap namun tersembunyi, sepintas mirip semut. Bila merasa terancam akan menaikkan bagian perut (abdomen) sehingga nampak seperti kalajengking. Ada 622 spesies yang menyebar di seluruh dunia. Spesies di Indonesia yang menyebabkan dermatitis adalah Paederus peregrines.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan RI, Prof dr Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan, Tomcat
pernah dilaporkan menimbulkan wabah dermatitis di Australia, Malaysia, Srilangka, Nigeria, Kenya, Iran, Afrika Tengah, Uganda, Argentina, Brazil, Perancis, Venezuela, Ecuador dan India.
Serangan Tomcat pernah terjadi di Tulungagung tahun 2008 di areal perumahan di kelilingi kebun tebu dengan penderita 260 orang, kemudian terjadi lagi di Tulungagung, Kecamatan Besuki di daerah pedesaan dengan habitat sekitarnya tanaman padi dan jagung dengan jumlah penderita 60 orang dan gejala gatal-gatal didahului panas/iritasi, bintik-bintik, gatal, berair dan bekas hitam pada kulit
Serangga jenis ini, menyukai tempat lembab dan tanaman seperti padi dan jagung, yang merupakan salah satu predator wereng. Serangga ini merupakan kelompok serangga pertanian, predator dari hama pertanian seperti wereng. Tetapi dalam 3-4 tahun terakhir dilaporkan adanya gangguan kesehatan manusia.
Sebenarnya, kata Tjandra, serangga tersebut bersifat kosmopolitan, artinya berada dimana-mana dan suka daerah lembab, bisa di lantai tanah maupun lantai keramik.
Penyakit yang ditimbulkan pada manusia adalah Dermatitis Contact Irritant, akibat racun “paederin†(C25 H45O9N) di dalam badan, kecuali disayap.
Dermatitis terjadi bila bersentuhan secara langsung dengan serangga ini atau tidak langsung, misalkan melalui handuk, baju atau barang lain yang tercemar racun paederin.
Sejumlah gejala klinis yang dirasakan kulit yang terkena (biasanya daerah kulit yang terbuka) dalam waktu singkat terasa panas. Setelah 24-48 jam muncul gelembung pada kulit dengan sekitar berwarna merah menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar.
"Jika itu Lesi pada mata menyebabkanconjunctivitis dan disebutdengan Naerobi’s Eye," terangnya.
Bagaimana menangkal dan mengobatinya? jika menemukan serangga ini, jangan dipencet agar racun tidak mengenai kulit. Masukan ke plastik dengan hati-hati, terus buang ke tempat aman. Hindari terkena kumbang ini pada kulit terbuka. Usahakan pintu tertutup dan bila ada jendela diberi kasa nyamuk mencegah kumbang ini masuk.
Tidur menggunakan kelambu jika memang di daerah sedang banyak masalah ini. Bila serangga banyak sekali dapat juga lampu diberi jaring pelindung mencegah kumbang jatuh ke manusia. Jangan menggosok kulit dan atau mata bila kumbang ini terkena kulit.
"Bila kumbang ini berada di kulit kita, singkirkan dengan hati-hati dengan meniup atau mengunakan kertas mengambil kumbang dengan hati-hati," terangnya.
Lakukan inspeksi ke dinding dan langit langit dekat lampu sebelum tidur. Bila menemui, segera dimatikan dengan menyemprotkan racun serangga. Segera beri air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini dan bersihkan lingkungan rumah terutama tanaman tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang menjadi tempat kumbang Paederus.
[dem]