Tak Ada Budaya Mundur, Pejabat Indonesia Malah Hebat Tutup Skandal

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ade-mulyana-1'>ADE MULYANA</a>
LAPORAN: ADE MULYANA
  • Jumat, 17 Februari 2012, 23:02 WIB
Tak Ada Budaya Mundur, Pejabat Indonesia Malah Hebat Tutup Skandal
ilustrasi/ist
RMOL. Para politisi dan pejabat di republik ini disarankan meniru langkah Christian Wulf. Wulf tak sega-segan mengundurkan diri sebagai Presiden Jerman gara-gara setiap hari diberitakan media telah menerima hadiah-hadiah ketika menjadi perdana menteri negara bagian Lower Saxony.

"Itu pelajaran yang baik yang harus ditiru. Walaupun masih terindikasi tapi sudah mundur," kata pengamat politik dari Universitas Az Azhra Jakarta,  Ilyas Indra Damarjati kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Jumat malam, 17/2).

Secara moral, kata dia, seorang pejabat memang sudah selayaknya mundur kalau terindikasi terlibat pelanggaran hukum. Apalagi kalau sudah ditetapkan menjadi tersangka. Kalau tidak mundur, paling tidak non aktif agar proses hukum bisa steril.

"Jadi nantinya kekuasaan yang ada tidak mengganggu proses hukum. Mereka tidak memanfaat link-link kekuasaannya untuk mengacaukan proses hukum," katanya.

"Pejabat Indonesia hebat menutup skandal. Kita sudah tahu warna merah, tapi masih saja para mereka meyakinkan kita itu hijau. Beda dengan Jerman, di sana hebat membuka skandal," katanya. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA