Ini masukan penting dari mantan Menteri Keuangan Fuad Bawazier mengenai proyek mobil nasional. Dari pengalaman yang lalu para pedagang mobil-motor dan serta agen tunggal pemegang merek (ATPM) bersama pihak asing produsen mobil-motor akan melobi para pejabat agar projek mobnas dan motornas gagal.
Dengan demikian Indonesia akan tetap menjadi pasar produksi asing dan tetap jadi negara konsumen, bukan produsen.
Begitu katanya dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Jumat pagi, 6/1).
Fuad adalah mantan menteri di Kabinet Pembangunan VII, kabinet terakhir yang dipimpin Soeharto sebelum mengundurkan diri pada Mei 1998. Di masa Soeharto pernah ada upaya untuk mendorong industri mobil nasional yang dinakhodai anaknya, Tommy Soeharto.
Beberapa hari terakhir ini Walikota Solo, Joko Widodo telah berhasil melambungkan kembali keinginan masyarakat luas memiliki mobil nasional setelah dengan berani ia menggunakan “Kiat Esemka†sebagai mobil dinas.
Presiden SBY malah sudah meminta agar Menteri Perindustrian MS Hidayat kembali memikirkan dengan serius proyek mobil nasional.
“Lobi para pedagang dan pihak asing ini amat kuat dan licin sehingga para pejabat dengan berbagai macam cara, diam-diam menggagalkan proyek mobnas,†ujar Fuad lagi menggambarkan apa yang terjadi di masa lalu.
Sambung Fuad, ada pejabat yang pura-pura membantu tetapi sebaliknya, baik karena disogok atau memang tidak mengerti, atau bisa juga karena mendapatkan bisikan sesat, akhirnya balik kanan. Juga ada yang memunculkan isu pajak untuk mengalihkan persoalan, atau mempertanyakan aspek keamanan mobnas.
“Padahal dukungan yang nyata dari pemerintah dan masyarakat adalah dengan membeli dan memakai mobnas dengan rasa bangga. Waspadailah trik-trik licik yang selama ini telah berhasil menggagalkan mobnas,†demikian Fuad. [guh]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.