Salah satu berita yang ditayangkan Yahoo Indonesia hari ini (Selasa, 27/9) adalah tentang pernyataan yang disampaikan Jurubicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, di Istana Negara kemarin (26/9).
Julian mengatakan bahwa pemerintah akan melakukan evaluasi dan koreksi internal untuk mengetahui apakah ada unsur kelengahan aparat dalam peristiwa pengeboman Gereja Bethel Injil Sepuluh (GBIS) Solo, Jawa Tengah, Minggu lalu (25/9).
Dalam berita yang diambil dari Republika.co.id itu, Yahoo memasang foto wajah SBY yang sedang menyeringai sambil mengepalkan tangan kanan. Dapat disimpulkan bahwa ini adalah ekspresi SBY menahan geram dan kekecewaan atas aksi bom bunuh diri itu. Foto yang dimuat Yahoo ini diambil dalam jumpa pers yang dilakukan SBY pada Minggu petang, sekitar setengah hari setelah peristiwa yang menewaskan sang pelaku dan menciderai puluhan jemaat itu terjadi. Pada kredit foto terdapat icon Republika.
Dalam jumpa pers itu SBY didampingi Wakil Presiden Boediono yang berdiri di sebelah kiri sambil memejamkan mata.
Pemuatan wajah Presiden SBY yang sedang menyeringai itu tidak elok dan mengundang komentar nakal beberapa pembaca. Hampir semua komentar dituliskan dengan cara penulisan yang oleh anak remaja sekarang disebut “alayâ€.
“Bibirnya sekseh. Unyu-unyu gituloh. Wkwkwkwkwkwk,†tulis seorang pembaca yang menggunakan nama Bennozuke.
Adapun Ahmad menuliskan, “Asik juga expresi wajah R1 + R2.â€
Seorang pembaca yang tak menuliskan nama terlihat meragukan penanganan masalah terorisme yang dilakukan pemerintah.
“Hungh... Semangat... Berantas itu terorisme. Hungh, hungh. Ayo mana dadamu? Ini dadaku†(dengan terengah-engah sok action). Negara ini memang banyak sandiwaranya. Kalau citra lagi jelek bikin aja isu teror biar bisa naik daun lagi,†tulisnya.
Penulis yang menggunakan nama Whatever menyamakan SBY dan Boediono sebagai bapak dan anak dalam salah satu serial komik Jepang yang diterbitkan pertama kali di era 1970an dan masih terkenal di Indonesia hingga kini. Karena memejamkan mata si anak dianggap tidak menghargai orangtuanya yang sedang bicara.
Pembaca yang menggunakan nama Haryo Setiaki memberikan semangat kepada SBY untuk melayangkan upper cut ke BIN. Di saat yang sama ia menganjurkan agar Boediono yang memejamkan mata minum kopi dahulu agar tidak mengantuk.
Begitu juga Pujarani Parmananthen yang menuliskan, “SBY, SBY. Wakilnya aja tidur dengerin pidatonya. Gimana rakyatnya.â€
Seorang pembaca lain mengapresiasi ketegasan ekspresi SBY.
“Nah begini dong Pak. Baru Presiden kita namanya,†tulis dia yang tak mencantumkan nama.
Pemuatan foto wajah Presiden SBY dengan ekspresi seperti itu mau tidak mau memunculkan pertanyaan di dalam benak kita. Perlukah foto ekspresi seorang pemimpin nasional yang menyeringai dan sebagainya dimuat oleh media massa?
Kelihatannya praktisi pers dan media perlu memikirkan hal ini. Terlepas dari ketidaksetujuan terhadap kebijakan pemimpin nasional, tetapi bukankah ada baiknya semua pihak menjaga agar pimpinan nasional tidak menjadi bahan olok-olokan. [ysa]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: