But dearer far the last to me;
My spirit feels renewal sweet,
Of all my dreams hope or desire--
The hours of parting oft inspire
More than the moments when we meet!
The Last FlowerAlexander Sergeyevich Pushkin
NAMUN yang jelas tulisan ini bukan tentang Jalan Lurus di Damaskus dan berbagai kisah prophetic yang disimpannya. Melainkan tentang seruas jalan di Golden Ring, jantung kota Moskow, Rusia. Nama jalan itu: Arbat. Ketika menyusuri Jalan Arbat itulah saya teringat kembali akan Jalan Lurus di Damaskus Tua.
Mengapa?
Apakah karena saya menemukan kemiripan kisah-kisah di balik Jalan Lurus dan Jalan Arbat?
Tidak. Bahkan sampai sejauh ini saya belum menemukan kisah dan cerita yang patut dipersandingkan di antara kedua jalan itu.
Mungkin ini hanya soal sepele. Karena di mata saya Jalan Arbat terlihat begitu lurus, selurus Jalan Lurus. Dan lagi di telinga saya yang awam ini kata “arbat†tak terdengar seperti kata dalam bahasa Rusia. Sepintas ia lebih mirip kata dalam bahasa Arab.
Jalan Arbat terbentang kurang dari satu kilometer, menghubungkan persimpangan Smolenskaya di sisi kanan gedung Kementerian Luar Negeri Federasi Rusia dan Arbatskaya di seberang gedung Kementerian Pertahanan. Kata banyak orang, tak lengkap kunjungan Anda ke Moskow bila Anda tak mampir menyusuri jalan yang dipenuhi seniman jalanan yang berlomba memamerkan kemampuan mereka dengan segala cara. Ada pelukis, pemain musik, pembaca puisi, tukang sulap, pemain sirkus kecil-kecilan, restoran, toko barang antik dan suvenir. Juga kelompok anak muda yang sedang latihan break dance diiringi lagu-lagu hip-hop berbahasa Inggris. Pasangan-pasangan muda pun tak segan mengumbar cinta di tengah jalan itu.
Arti dari kata “arbat†yang digunakan sebagai nama jalan itu tidak diketahui pasti. Tetapi setidaknya ada tiga dugaan yang kerap digunakan untuk menjelaskan darimana kemungkinan kata itu berasal. Dugaan yang paling kuat adalah, kata “arbat†diambil dari kata “arbad†yang dalam bahasa Arab berarti “pinggiran kota†atau dalam bahasa Inggris berarti “suburb†dan “outskirtâ€.
Dugaan ini paling bisa diterima sebagai kebenaran umum mengingat bahwa pada abad ke-16 kawasan di sekitar Jalan Arbat kini membentuk bagian luar Moskow. Adapun Kremlin merupakan pusatnya. Ada dua kemungkinan mengapa kata dalam bahasa Arab itu bisa menjadi nama sebuah jalan di Moskow. Pertama berkaitan dengan beberapa serangan yang dilakukan Kesultanan Krimea ke kota Moskow pada abad ke-15 dan 16. Kedua, juga bisa jadi karena pengaruh berbagai subbangsa Turki di sekitar Kaukasus dan Asia Tengah yang bergabung dengan Uni Soviet. Mereka ini mengadopsi cukup banyak kata Arab dalam kamus percakapan sehari-hari mereka.
Kota Kolomna yang berada sekitar 100 kilometer arah tenggara Moskow juga punya Jalan Arbat. Di masa yang lampau, Kolomna pun sering diserang bangsa-bangsa Turki yang berada di sekitar kawasan itu.
Dugaan lain yang cukup bisa diterima adalah kata “arbat†berasal dari bahasa Tatar, “arba†yang berarti “kereta†atau dalam bahasa Inggris berarti “cart†mengingat bahwa di masa lampau kawasan itu adalah jalur perdagangan yang kerap dilalui oleh konvoi kereta kuda. Bisa jadi juga di sekitar kawasan itu dulu ada banyak bengkel pembuatan kereta.
Mungkin karena tak bisa menerima kedua dugaan di atas, pada abad ke-19 seorang arkeolog Rusia, Ivan Yegorovich Sabelin, berusaha menggali akar kata “arbat†dari kedalaman kamus bahasa Rusia. Dan sepintas ia menemukannya. Menurut Sabelin, bukan Nyebelin, kata “arbat†sesungguhnya berasal dari kata “gorbat†dalam bahasa Rusia, yang dalam bahasa Indonesia bermakna “tidak rata†atau “menghentak†sehingga membuat kendaraannya yang melaluinya “bergoyang dan terguncangâ€. Kalau dalam bahasa Inggris keadaan ini disebut “bumpyâ€.
Menurut sang arkeolog Sabelin, kata “gorbat†lebih menjelaskan karena berkaitan dengan struktur alami dan tekstur kota Moskow yang bergelombang, naik dan turun. Itu benar. Moskow memang di bangun di atas areal yang bergelombang. Namun masalahnya, Jalan Arbat sendiri terlihat sungguh rata, dari ujung ke ujung sama sekali tidak bergelombang.
Jalan Arbat dikenal sebagai adalah salah satu jalan tertua di Moskow. Kapan persisnya jalan itu dibangun sama sekali tidak diketahui. Namun Jalan Arbat disebutkan dalam sebuah dokumen bertanggal 28 Juli 1493 yang menjelaskan kebakaran hebat di Moskow yang menjalar dari Gereja Nikolas di Atas Pasir yang tak jauh dari Jalan Arbat. Setelah musnah ditelan api, gereja itu kembali dibangun pada 1635. Ketika Joseph Stalin berkuasa, Gereja Nikolas di Atas Pasir dihancurkan pemerintahan Uni Soviet. (
Bersambung)