Rieke Diah Pitaloka: Data BPS Ngawur !

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Rabu, 27 Juli 2011, 16:12 WIB
RMOL. Banyak pihak meragukan kevalidan data Badan Pusat Statistik (BPS).  Mantan Menteri Pertanian Bungaran Saragih misalnya, mempertanyakan validasi data BPS soal pertanian yang selama ini selalu dipakai sebagai rujukan untuk menentukan kebijakan pemerintah.

Data BPS terbaru misalnya, menyatakan bahwa awal Juli lalu berdasarkan angka ramalan periode ke II, produksi beras nasional mengalami surplus meningkat naik 2,4 persen dari 66,47 juta ton tahun lalu menjadi 68,06 juta ton. Namun pada kenyataannya, kata Saragih, pemerintah berencana mengimpor beras.

Kalangan anggota dewan juga mempertanyakan kebenaran data BPS. Anggota Komisi IX DPR, Rieke Dyah Pitaloka menyebut data kemiskinan BPS kadaluarsa. Hal itu disampaikan politisi PDI Perjuangan ini terkait persoalan Jamkesda.
 
"BPS datanya jangan ngawur. Persoalan Jamkesda  di Jawa Barat misalnya, rakyat miskin yang mau berobat telantar hanya gara-gara datanya tidak masuk di BPS. Ini kan kasihan mereka", cetus Rieke kepada Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Rabu, 27/7).

Rieke meminta agar penyajian data statistik BPS benar-benar obyektif, independen, dan tidak ngawur, terutama soal jumlah rakyat miskin Indonesia.

"Realitanya jumlah penduduk miskin lebih banyak dari yang di data BPS," katanya. [dem]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA