Rincian data pengungsi yang didapatkan terakhir dari Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, menguraikan bahwa jumlah pengungsi di SMA Kristen Binsus ada 498 jiwa, 138 KK. Di SMPN 1 ada 1037 jiwa atau 295 KK. Di SMA Kristen 1 terdapat 1402 jiwa atau 394 KK. Di SMA Kristen 2 ada 512 jiwa atau 149 KK. Di Taman kota; 894 jiwa atau 251 KK. Di SD GMIM 7 terdapat 349 jiwa atau 98 KK. Masjid Matani 70 jiwa. Rudis Sinode GMIM; 74 jiwa atau 24 KK.
Sesuai arahan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Syamsul Maarif, di Posko Penanggulangan Bencana Gunung Lokon dan kepada para pengungsi, Sutopo melanjutkan, hendaknya penanggulangan bencana tidak semata-mata mengandalkan bantuan dari pemerintah. Tetapi masyarakat secara tangguh mampu melakukan sendiri hal-hal yang kecil di lingkungan pengungsi.
Hal ini sesuai semangat Mapalus, yaitu semangat gotong royong cara Minahasa. Terkait dengan konteks pengungsi atau bencana masyarakat, dunia usaha dan pemerintah harus saling bergotong royong untuk memecahkan permasalahan mereka sendiri dengan kekuatan dan sumberdaya lokal yang ada sebelum memutuskan untuk meminta bantuan dari luar. Karena dengan upaya tersebut maka mereka akan menjadi semakin kuat dalam menghadapi ancaman atau risiko yang ada di sekitar mereka. Bantuan dari luar hanya diperlukan jika masyarakat sudah tidak sanggup menghadapinya dengan segala sumberdaya yang ada pada mereka.
[ald]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: