Tapi, menurut Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya, satu pertanyaan penting harus dijawab terlebih dahulu. Siapa yang bisa menjamin keselamatan Nazaruddin sesampainya tersangka korupsi itu di Indonesia?
"Tidak ada yang bisa menjamin keselamatannya. Baik pulang ke Indonesia maupun tetap berada di Singapura atau mau lari ke manapun, Nazaruddin telanjur bongkar-bongkar dari Singapura soal keterlibatan para petinggi Partai Demokrat dan juga ring satu istana," ujar Mustofa kepada
Rakyat Merdeka Online, Senin (4/7).
Dia menduga, instruksi dari Presiden kepada aparat hukum untuk segera memulangkan Nazaruddin adalah akibat pengakuan demi pengakuan yang mengejutkan dari Nazaruddin.
"Saya mengkhawatirkan, dimanapun keberadaan Nazaruddin tetap saja riskan atas keselamatan jiwanya. Untuk itu, harus ada lembaga yang menyatakan menjamin keselamatan jiwa Nazaruddin sebelum dipulangkan," terangnya.
Sudah tak bisa disangkal menurutnya bahwa Nazaruddin punya banyak musuh, tidak hanya di KPK dan polisi tapi juga kemungkinan musuh terberatnya adalah teman-temannya sendiri di partai yang mulai berbalik arah untuk cari aman masing-masing. Bagaimanapun, posisi Nazaruddin saat menjabat Bendahara Umum telah membentuk sistem bahwa dirinya menguasai semua informasi terpenting di dalam partai berlambang mercy itu.
"Saya yakin, sebuah rencana telah disiapkan Partai Demokrat untuk menyanggah apabila yang bersangkutan benar-benar dipulangkan, meskipun kemungkinan itu kecil karena Presiden SBY tak mau kecipratan malunya apabila yang bersangkutan benar-benar membongkar aliran dana yang sebenarnya di depan penyidik KPK," terangnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: