Demikian disampaikan ekonom senior Kwik Kian Gie, Selasa (17/5).
"Saya tidak setuju. Karena (Orde Baru) yang membuat pondasi kemiskinan," kata mantan Kepala Bappenas ini.
Kwik menceritakan ketika baru mulai berkuasa, sekitar tahun 1967, Soeharto meminta pinjaman kepada negara asing. Pihak asing memberikan bantuan dengan bunga yang mencekik. Sehingga akhirnya Indonesia terjerat utang.
Gilanya, kebijakan tidak pro kepada rakyat ini dilanjutkan Orde Reformasi. Pada
Infrastructure Summit 1 dan 2 dijelaskan bahwa semua aset negara seperti jalan tol dan lainnya diperuntukkan untuk investor dan pemilik modal mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.
Lalu apakah tidak ada hal positif yang dilakukan rezim Orde Baru?"Memang ada Puskesmas, ada Bulog yang berfungsi, kebutuhan pokok terjamin. Jadi sangat wajar jika rakyat yang tidak mau berfikir ke dalam berfikir seperti itu," ujarnya dalam diskusi di
Metro TV.
[arp]
BERITA TERKAIT: