Pertanyaan SBY tentang Kemungkinan Boediono Ditangkap Dipersoalkan Lagi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Rabu, 11 Mei 2011, 10:55 WIB
Pertanyaan SBY tentang Kemungkinan Boediono Ditangkap Dipersoalkan Lagi
boediono/ist
RMOL. Cerita ini disampaikan mantan Menteri Sekretaris Negara Yusril Ihza Mahendra pertama kali bulan Juli tahun lalu dalam sebuah diskusi di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan.

Walau cerita yang disampaikan Yusril Ihza Mahendra itu begitu penting dan sepintas dapat digunakan untuk membuka tabir rahasia megaskandal danatalangan Bank Century, namun sejauh ini tak ada satu lembaga pun yang merasa perlu untuk menindaklanjutinya. Tidak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang mendapat mandat terbesar untuk mengungkap megaskandal senilai Rp 6,7 triliun itu. Tidak juga Tim Pengawas yang dibentuk DPR RI setelah Maret tahun lalu memvonis pengucuran danatalangan untuk bank itu sebagai kebijakan yang menyalahi aturan hukum dan perundangan.

Media massa pun tak banyak yang merasa perlu menceritakannya. Demikian juga kelompok masyarakat sipil, seakan pasif dan tak mau tahu. Dalam catatan Rakyat Merdeka Online, hanya PP Pemuda Muhammadiyah yang pernah mempersoalkan dan menanyakan arti penting cerita Yusril itu ketika bertemu dengan Ketua KPK Busyro Muqaddas beberapa bulan lalu. Tetapi Busyro yang juga kader Muhammadiyah sama sekali tak menjawab. Dan sikap Busyro ini sedikit banyak membuat hati sementara kader Pemuda Muhammadiyah yang awalnya mendukung posisi Busyro di KPK terluka.

Isi cerita Yusril bagi Rakyat Merdeka Online bukan hal baru. Tetapi untuk menyegarkan ingatan kita semua, ada baiknya cerita itu kembali disampaikan dalam kesempatan ini.

Menurut Yusril ketika berbicara dalam sebuah diskusi yang digelar Petisi 28 di Doekoen Caffe, 8 Juli 2010, Presiden SBY pernah menyampaikan kekhawatirannya bila Boediono yang bersama dirinya sudah memenangkan pemilihan presiden/wakil presiden ditangkap sebelum pelantikan. Pertanyaan itu disampaikan SBY kepada Yusril yang dipanggilnya pada suatu hari di bulan Ramadhan tahun itu.

“Saya bilang tidak bisa. Presiden dan wakil presiden harus diambil sumpah secara bersamaan. Kalau gitu (bila Boediono ditangkap) kita harus ulur waktu. Tapi mengulur waktu juga tidak menyelesaikan masalah,” ujar Yusril menjawab pertanyaan SBY seperti ditirukannya lagi di Doekoen Coffee.

“Saya tanya kenapa ada pertanyaan kalau Pak Boediono tidak dilantik. Ternyata kaitannya dengan kasus Century,” sambung pakar hukum tatanegara itu.

Menurut Yusril, kalau presiden dan wakil presiden tidak dilantik, maka Indonesia akan mengalami kekosongan kekuasaan. Salah satu penyebab keadaan ini adalah, setelah UUD 1945 diamandemen MPR tidak dapat menunjuk pejabat presiden dan tidak dapat memperpanjang jabatan presiden.

“Jadi kalau pada tanggal 20 Oktober 2009 Boediono ditangkap, maka negara ini akan ada dalam keadaan vakum,” ujarnya lagi.

Menurut Yusril, megaskandal Bank Century dimulai dari pembuatan produk hukum yang mencengangkan melalui penerbitan Peraturan Pemerintah Pengganti UU (Perppu) yang memungkinkan pelaksana dari Perppu itu tidak dapat dipidana.

Dia juga mengaitkan kasus Bank Century dengan niat Ketua KPK ketika itu, Antasari Azhar, mengusut skandal korupsi pengadaan IT di Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Siang ini (Rabu, 11/5), beberapa saat lagi, sekelompok aktivis akan bertemu dengan Yusril di kantor Yusril di Graha Citra di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Dalam pertemuan ini, mereka akan menanyakan kembali cerita yang pernah disampaikan Yusril itu.

Kita tunggu penjelasan tambahan dari Yusril. Dan kita tunggu juga apa yang akan dilakukan oleh KPK dan lembaga lain yang berwenang dalam menyikapi cerita ini. [guh]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA