Demikian dikatakan Anggota Komisi XI DPR dari PKS Kemal Azis Stamboel dalam pernyataan yang diterima
Rakyat Merdeka Online, Selasa (19/4). Kemal menanggapi peringatan International Monetary Fund dalam World Economic Outlook (WEO) bulan ini yang menyatakan, perekonomian Indonesia mulai
overheating dengan indikator pertumbuhan Indonesia yang terlalu cepat, angka pengangguran yang dianggap terlalu rendah, dan inflasi yang tinggi.
Inflasi yang relatif tinggi, menurut Kemal, memang harus diwaspadai. Kemal sendiri
melihat kenaikan inflasi memang tidak serta merta diakibatkan oleh faktor moneter saja namun juga oleh faktor non-moneter seperti kenaikan harga pangan yang ekstrem, lonjakan harga minyak dunia, dan biaya distribusi ekonomi yang tinggi akibat buruknya infrastruktur.
Namun, dalam jangka pendek perekonomian Indonesia masih punya peluang untuk tetap tumbuh lebih tinggi tanpa disertai inflasi tinggi. Asalkan, pembangunan infrastruktur yang direncanakan benar-benar cepat dieksekusi dan investasi di sektor riil bergerak. Selain itu Indonesia harus bekerja keras untuk menurunkan tren inflasi melalui peningkatan kapasitas infrastruktur, peningkatan produksi pangan dan peningkatan sumber energi.
"Ya, kita memang perlu berkaca pada China yang mampu mendorong pertumbuhan ekonominya ke level 11-12 persen tanpa khawatir terlampau panas. Karena mereka masif membangun infrastrukturnya dan punya kapasitas besar dalam pengembangan distribusi barang. Dengan pembangunan infrastruktur yang besar dan cepat, ekonomi kita saya kira juga tidak akan
overheating," paparnya.
Menurut Anggota DPR dari PKS ini, untuk merespon peringatan IMF tersebut, pemerintah harus menjalankan perbaikan infrastruktur secepatnya, terutama infrastruktur pertanian dan transportasi. Karena sektor pertanian paling signifikan perannya terhadap tingginya inflasi dan sektor transportasi paling besar kontribusinya terhadap tingginya biaya bisnis.
Dia menambahkan, tanpa memperkuat kapasitas dua infrastruktur tersebut, sektor riil tidak akan bisa bergerak cepat dan pertumbuhan ekonomi yang tercipta tidak elastis terhadap pengurangan pengangguran dan kemiskinan. Selain itu kapasitas energi juga harus ditingkatkan. Sedangkan BI harus segera mengantisipasi derasnya aliran
hot money yang masuk dan menekan tingkat inflasi inti secara tepat.
"
Monetary mangement kita secara umum sudah cukup baik tetapi dari sisi
supply kita punya potensi
bottleneck yang cukup gawat. Ini harus benar-benar dicarikan terobosanâ€. tutupnya.
[ald]
BERITA TERKAIT: