Meski demikian, Anggota Komisi XI DPR, Kemal Azis Stamboel berpendapat, peringatan IMF itu harus tetap disikapi secara antisipatif oleh pemerintah dan Bank Indonesia.
“Saya pribadi melihat, ekonomi kita masih belum
overheating. Tapi, saya kira tidak ada salahnya jika pemerintah dan BI merespon laporan IMF tersebut untuk lebih antisipatif," ujar Kemal dalam pernyataan pers yang diterima
Rakyat Merdeka Online, Selasa (19/4).
Dia melanjutkan, peringatan untuk meningkatkan kapasitas infrastruktur ekonomi untuk menghindari potensi pertumbuhan yang terlalu panas ke depan adalah benar dan baik untuk diikuti.
Sebelumnya IMF dalam World Economic Outlook (WEO) bulan ini memprediksi perekonomian Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya seperti Argentina dan Brazil terancam mengalami
overheating karena lonjakan harga minyak dunia dan minimnya kapasitas investasi di sektor riil. Ekonomi Indonesia termasuk ekonomi yang dianggap mulai
overheating dengan indikator pertumbuhan Indonesia yang dianggap terlalu cepat, angka pengangguran yang dianggap terlalu rendah, dan inflasi yang tinggi.
Laporan itu dinilai BI dan pemerintah masih meragukan dan
debatable karena IMF hanya melihat
output dan trennya sedangkan dalam memprediksi tren banyak kemungkinan metodologi dan asumsi yang digunakan.
[ald]
BERITA TERKAIT: