Tahun lalu Adhie Massardi sempat membuat gebrakan dengan puisi berjudul Negeri Para Bedebah yang pertama kali dibacakannya di tengah demontrasi menuntut penyelesaian megaskandal danatalangan Bank Century di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi di Jakarta. Adegan Adhie membacakan puisi itu ditayangkan berkali-kali oleh sejumlah stasiun televisi. Bahkan mantan jurubicara presiden ini sempat diundang khusus ke studio televisi untuk membacakan ulang puisi itu.
Sedemikian populernya, puisi Negeri Para Bedebah menjadi salah satu ikon dalam gerakan menentang sikap diam pemerintah dan lembaga penegak hukum terhadap kasus yang diperkirakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) merugikan negara Rp 6,7 triliun dan dinyatakan DPR melanggar sejumlah aturan hukum dan perundangan.
Awal Maret 2011, setahun setelah DPR menyatakan bahwa megaskandal danatalangan Bank Century itu melanggar aturan hukum dan perundangan, Adhie kembali menuliskan sebuah puisi. Kali ini didorong oleh kekecewaannya terhadap pembiaran megaskandal Bank Century dan berbagai kasus lain yang bermunculan seperti Gayusgate dan Mirandagate. Tidak tanggung-tanggung, puisi itu diberi judul Tentang Rezim yang Basi.
Namun Tentang Rezim yang Basi sejauh ini belum sempat “bertengger di puncak klasemenâ€. Karena itu juga sempat berkembang keraguan mengenai apakah puisi itu memang diciptakan Adhie Massardi atau tidak.
Rakyat Merdeka Online termasuk pihak yang pertama kali dikirimi puisi itu oleh Adhie bulan lalu. Dan dengan demikian dapat memberikan penjelasan bahwa puisi itu adalah asli karya Adhie Massardi.
Berikut bunyinya:
Tentang Rezim yang Basi
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.