TB Hasanuddin: Tiga Bom untuk Intimidasi, Beda Pemesan Satu Pembuat

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Rabu, 16 Maret 2011, 17:36 WIB
TB Hasanuddin: Tiga Bom untuk Intimidasi, Beda Pemesan Satu Pembuat
RMOL. Rangkaian teror bom buku di tiga tempat di Jakarta kemarin tidak bertujuan mengalihkan isu dari kasus-kasus yang belakangan menyudutkan kekuasaan.

Demikian dikatakan Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hasanuddin. Mantan Sekretaris Militer Presiden ini mengatakan, besar kemungkinan ketiga teror bom di tiga tempat berbeda di Jakarta kemarin memiliki motif personal dan politis.

"Saya lihat pertama, teror itu tak berusaha membunuh. Dari besaran bom itu tak berusaha membunuh, secara dahsyat sampai merusak rumah atau sebagainya. Ini lebih banyak sebagai peringatan tapi dilakukan orang yang mengerti soal bom. Itu untuk intimidasi," ujar anggota DPR dari PDI Perjuangan ini kepada Rakyat Merdeka Online sesaat lalu (Rabu, 16/3).

Berangkat dari dugaan itu, pria yang biasa disapa TB ini yakin ada seseorang atau kelompok yang kepentingannya terganggu dan mencoba memberikan peringatan pada orang atau kelompok lain yang menghambat mereka mencapai tujuannya.

"Tentu ada orang yang merasa kepentingannya terganggu. Mari kita pilah-pilah, di tiap kelompok itu berbeda. Misalnya, ancaman bom di BNN karena BNN sedang gencar berantas narkoba termasuk katakanlah menangkap jaringan yang ada di pemerintah. Itu sangat signifikan," ujar purnawirawan Mayjen TNI ini.

Dia juga percaya, teror itu tidak mengarah pada pribadi Kepala BNN Gorries Mere dan dikaitkan peran besar Gories dalam pemberantasan teroris.

"Bom kepada Gorries bukan urusan personal. Kalau personal dari dulu saja. Dan saya melihat kemungkinan ada koneksi dengan ancaman bom di rumah tokoh Pemuda Pancasila, Yapto. Ini dugaan saya," ungkap TB tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Sedangkan untuk bom di Utan Kayu yang ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla, TB melihat sasarannya adalah pribadi tokoh Islam liberal itu yang dicap "aneh" dalam versi Islam tertentu.

"Saya yakin Ulil terbiasa mendapat ancaman dari cara dia menyikapi teror itu. Dia punya masalah personal dengan orang lain," jelas TB.

Lalu mengapa ketiga bom yang bermotif berbeda itu memilih hari yang sama untuk diledakkan?

"Tanggal yang sama itu bukan kebetulan. Pembuatnya sama, pemesannya berbeda.  Soal waktu itu bisa saja bersamaan untuk memudahkan pembuatan. Tapi tidak mustahil ada desain bareng. Misalnya saya pesan, Anda pesan, tanggal sekian tinggal bikin," ungkap TB.[ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA