Oleh karena itu, ujar Ketua Badan Komunikasi Informasi dan Publikasi PB NU, Sulthan Fatoni, kepada
Rakyat Merdeka Online (Rabu, 16/3), sangat tidak dapat dibenarkan apabila teror digunakan untuk mengalihkan isu politik.
Sulthan akui, ia menyimak analisa kalangan pengamat intelijen yang dikenalnya yang sementara ini menyimpulkan ada indikasi pengalihan isu di balik tiga teror bom buku di Jakarta.
"Yang jelas itu teror. Mau pengalihan isu atau tidak, itu mengancam jiwa manusia. Persoalan itu pengalihan isu atau tidak, tetap tidak bisa dibenarkan," ujar Sulthan.
Bagi NU, tindakan yang sudah mengancam keamanan jiwa seseorang, bersosial, beragama dan berbudaya tidak boleh ditoleransi di Bumi Indonesia. Ia menuntut Pemerintah dan Polri segera bekerja keras menangkap pelaku teror agar kebhinekaan Indonesia mendapatkan kembali legitimasinya.
"Banyak yang bilang pengalihan isu, tapi itu kan dengan keilmuan yang teman-teman (pengamat) miliki. Yang jelas bagi NU teror semacam ini bahaya sekali," pungkasnya.
[ald]