Demikian dikatakan tokoh gerakan reformasi 1998 Ahmad Kasino kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Sabtu, 5/2). Ia menjelaskan secara sosial, situasi pun hampir sama dengan tahun 1997-1998, harga bahan pokok rakyat melangit berbarengan dengan kenaikan harga minyak dan bahan bakar.
"Saya rasa kondisinya hampir sama. Kalau '98 dulu kita melawan rezim diktator, sekarang ini yang kita lawan rezim yang tidak bisa ngapai-ngapain untuk rakyat atau pembohong. Diktator dan pembohong sama-sama menyengsarakan rakyat," jelasnya.
Pada saat hampir jatuh oleh gerakan rakyat, Soeharto masih memiliki back up politik dan partai politik serta kroni-kroni yang setia. Untuk saat ini, Presiden SBY dikelilingi oleh elit-elit yang pragmatis, sangat oportunis.
"Tidak ada back up politik dan ini rentan sekali karena elit politik pragmatis dan oportunis. Ketika saat momentum SBY ditinggalkan rakyat dan sudah tak berdaya, para elit poltik akan tinggalkan SBY," tegasnya.
[ald]