"Dinamika di DPR itu biasa, biar dinilai seram oleh mitra kerjanya itu biasa. Yang tidak biasa karena, dalam tanda petik, publik melhat pengusiran Bibit dan Chandra seperti balas dendam dari DPR ketika beberapa hari sebelumnya beberapa politisi dari beberapa partai besar di negeri ini ditahan KPK," ujar pengamat parlemen, Sebastian Salang, di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (5/2) .
Sebetulnya, pengusiran Bibit dan Chandra tak lepas dari penanganan Mirandagate oleh KPK yang dinilai tidak adil. "DPR ingin dapat penjelasan dari KPK soal mengapa KPK lebih mendahulukan, memanggil, menahan dan mendahulukan para politisi, sementara pemberi suap belum diproses," tegasnya.
Tapi, DPR tidak meminta penjelasan dasar pertimbangan KPK melakukan kesalahan dalam penanganan kasus traveller's cheque, malah arahnya jadi lain dan berujung pada pengusiran Bibit-Chandra sehingga keluar dari substansi yang dipermasalahkan DPR sendiri.
"Menurut saya salah alamat, karena yang keluarkan deponering itu Jaksa Agung. Sebelum keluar deponering itu kan DPR tak pernah tegas. Sekarang, DPR gatal dimana, yang digaruk dimana," jelasnya lagi.
[ald]
BERITA TERKAIT: