Di gedung UKP4, Jakarta, Rabu petang (19/1), Anggota Satgas PMH Mas Ahmad Santosa didampingi Denny Indrayana, Yunus Hussein, Darmono menyampaikan klarifikasi.
"Tentang Satgas yang menyuruhnya ke Singapura, adalah tidak benar. Satgas tidak tahu Gayus akan ke Singapura. Dalam pesan blackberry terlampir terlihat jelas Satgas tidak diketahui dimana keberadaan Gayus. Nanti dibagikan transkrip BBM-nya," kata Ota.
Pengakuan Gayus yang dipaksa Satgas PMH untuk menunjuk hidung Bakrie Grup sebagai sumber uangnya di deposit box, menurut Ota, adalah sangat bertentangan dengan fakta yang dilihat publik dalam rekaman percakapan Gayus di Singapura.
"Adalah Gayus dan Adnan Buyung yang menyebut tiga perusahaaan Bakrie yang menyuap dirinya. Gayus rencananya akan mengungkap tiga perusahaan tersebut di hadapan Polisi," katanya.
Memang benar bahwa salah satu hal yang jadi perhatian Satgas bahwa, Gayus perlu didampingi penasihat hukum yang hebat, agar kasus mafia hukum tuntas.
"Dari ngobrol dengan Gayus, terutama Denny dan saya sendiri, menyampaikan nama Adnan Buyung, Bambang Widjojanto, Alex Lay dan Taufik Basari. Dan tiga nama itu yang kita sebut saat itu beberapa advokat yang berintegritas di Indonesia. Gayus lah yang memilih ABN," ungkap Ota.
Mengenai ada agen CIA yang telah direstui anggota Satgas PMH untuk beroperasi juga dibantah Ota dan rekan-rekan.
"Hal itu tidak benar. Satgas tidak tahu menahu informasi tersebut Gayus harus buktikan tuduhan itu," pungkasnya.
[ald]