Ketua PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, menganjurkan pertemuan dilanjutkan lebih luas ke tokoh agama, cendekiawan, siapa saja harus terbuka dan melakukan dialog sejati.
"Terus terang tadi malam Presiden menyatakan semua subtansi disetujui kecuali satu istilah kebohongan publik. Beliau dan beberapa menteri, khususnya Sudi Silalahi (Mensesneg), merasa tersinggung karena merasa tak punya apa-apa lagi selain kehormatan," ungkap Din.
Dilanjutkannya, sebenarnya apa yang jadi inti sikap barisan agamawan bukanlah diksi 'kebohongan" untuk pemerintah, meskipun dalam surat terbuka kepada pemerintah itu memang ada kata kebohongan publik, tapi dalam kondisional dan dalam nada yang sangat beda dengan apa yang direspons pemerintah belakangan ini. Intinya, agamawan tak mau terjadi kesenjangan apa yang dikatakan Presiden dengan yang diperbuat.
"Tapi fokuskan pada substansi, apakah kritik, pesan moral dari tokoh itu benar atau tidak. Jangan lihat pelakunya, jangan tuduh sana sini. Kami siap pertanggungjawabkan apa yang kami sampaikan karena berdasarkan fakta-fakta," ucapnya.
[ald]