Malam itu, jam menunjuk pukul 23.30 WIB. Warga masih berkerumun. Mereka penasaran ingin mengetahui kondisi Yanti. Demi kepentingan penyelidikan polisi segera memasang
police line. Terlihat jelas darah berceceran di lantai tengah, kamar, dapur hingga dinding luar. Tepat di lantai kamar Yanti meregang nyawa. Tubuhnya bersimbah darah. Luka menganga bekas tusukan benda tajam berada di leher, dagu dan tangannya. Pada bagian pintu warung kelontongan miliknya, tampak terbuka. Dan barang-barang di dalam berantakan.
Sebelum Yanti ditemukan tewas, Dahlan pergi ke pengajian di masjid di kampungnya.
Sementara istrinya ditinggal bersama anak bungsunya Selvi yang masih berumur 1 tahun.
Menurut Dahlan, saat pulang, dirinya mendapati pintu belakang rumah terkunci dari dalam. Padahal sebelumnya dikunci dari luar. Saat itu ada warga yang memberitahu pintu depan warungnya terbuka. Dahlan memeriksa. Ternyata menemukan istrinya sudah tewas bersimbah darah.
Jajaran Satreskrim Polresta Tasikmalaya yang datang ke lokasi kejadian langsung melakukan oleh TKP. Polisi menemukan sebilah golok yang dipenuhi darah di dapur.
Polisi belakangan mengetahui, jika kalung emas milik ibu dua anak seberat 15 gram ini hilang dari lehernya. Sementara dari saku celana Yanti polisi menemukan uang Rp 1,2 juta.
Guna kepentingan visum, jenazahnya dibawa ke RSUD Tasikmalaya. Belum diketahui pasti motif pembunuhan tersebut. Apakah murni pembunuhan karena dendam atau perampokan yang disertai kekerasan.
Informasi yang dihimpun menyebutkan, polisi sudah mengantongi identitas pelaku. Itu didapat dari keterangan saksi.
Ya, seorang tukang ojek mengabarkan, dirinya mendapat tumpangan seorang laki-laki berperawakan sedang. Dia naik dari Kampung Gerbang Girang. Kemudian turun di SPBU Jalan Raya Jamanis.
Nah, uang lembaran seribuan berjumlah lima lembar diserahkan pada tukang ojek. Setelah terdengar kabar Yanti tewas, tukang ojek tersebut tersadar; ternyata uang kertas dari penumpangnya dipenuhi bercak darah.
[zul]
BERITA TERKAIT: