Demikian rilis PBNU yang diterima
Rakyat Merdeka Online, Jumat (5/11) menyebutkan bahwa bantuan kepada korban sudah disiapkan.
Ketua Umum PBNU menurut rencana akan turun langsung menyerahkan bantuan, namun karena kondisi dan situasi di lapangan tidak memungkinkan, maka akhirnya diserahan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Daerah.
"Karena kondisi tidak memungkinkan bantuan diserahkan langsung kepada pengungsi," kata Said Agil.
Menurut dia, bantuan itu berasal dari LAZIS NU, Lembaga Kesehatan NU, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI-NU), dan dari PBNU sendiri. Bantuan itu sendiri berupa selimut (400), pembalut wanita (800), Pampers anak (800), biskuit (900 kaleng), minyak kayu putih (600 botol), tikar (350), Sarung (265) dan mukena (100).
Menghadapi bencana gunung Merapi, Said menginstruksikan kepada seluruh jajaran PWNU dan PBNU se-Jawa Tengah dan DIY untuk terus aktif membantu dan mendampingi korban pengungsi letusan Gunung Merapi. Bantuan lain yang akan diberikan adalah memberikan buku dan peralatan sekolah bagi anak-anak di lokasi pengungsian, pengobatan massal yang ditargetkan menjangkau 400 orang, serta memberikan dukungan psikologis berupa trauma
healing, khususnya bagi anak-anak.
Selain korban Merapi, PBNU juga menyerahkan bantuan uang tunai Rp 25 Juta kepada korban Tsunami Mentawai. Bantuan itu langsung diserahkan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali kepada Ketua PMI H Jusuf Kalla di kantor pusat PMI.
Dalam rilisnya, dia berpesan agar semua pihak mematuhi himbauan Pemerintah untuk tidak kembali ke rumah-rumah mereka, karena masih dalam status rawan bencana.
“Lebih baik kita ikuti himbauan Pemerintah untuk mengungsi. Ibaratnya kita mau diterkam macan, kita harus lari. Bukan malah memasang badan,†jelasnya.
[wid]
BERITA TERKAIT: