Menurut paranormal muda Diajeng Brida, saat Mbah Maridjan dijemput sang ajal, dia didampingi oleh sosok gaib yaitu orang yang sangat tua berpakaian jarik lurik dan memegang tongkat yang dikenal oleh masyarakat lereng Merapi dengan sebutan Mbah Petruk. Ketika itu Mbah Maridjan tidak merasakan suhu yang teramat panas sehingga dia mampu menjalankan sholat dan bersujud.
"Raganya yang tidak kuat menahan suhu panas, tapi rasa atau jiwanya merasa adem saat bersatu dengan Sang Khalik. Ini benar-benar bentuk kontemplasi yang sangat mendalam," ungkap Diajeng Brida.
Menurutnya, orang biasa tidak mungkin mampu mempertahankan posisi sujud berdoa seperti Mbah Maridjan tanpa merasakan sakit yang luar biasa dan pasti melakukan gerak untuk menahan sakitnya.
"Kendati sudah dikafani, tampaknya jasad Mbah Maridjan dibungkus cahaya kuning terang, yang menandakan dia diterima oleh bumi tempat dia berpijak selama ini, dan jiwanya juga diterima oleh Allah Yang Maha Kuasa," jelas Diajeng Brida yang merasa kagum dengan sosok Mbah Maridjan yang sangat bersahaja.
[arp]
BERITA TERKAIT: