Alasan itu diungkapkan Ketua DPR Priyo Budi Santoso, di Gedung DPR, Jalan Gatot Subroto, Senayan, Jakarta, Jumat (22/10).
"Jangan cuma lihat defisit anggarannya. Yang kami pikirkan saat itu, bagaimana dalam sebuah anggaran ada segelondongan sekian triliun yang bisa menggerakan sektor rill di bidang infrakstruktur yang kemudian bisa menggerakkan ekonomi riil rakyat," ujar Priyo.
Menurut, Wakil Ketua DPR ini, struktur anggaran saat ini tidak memiliki
back-up yang cukup untuk menggerakkan sektor riil.
Untuk itu, mustahil tercapai pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan pemerintah.
"Pertumbuhan yang ditargetkan sangat mustahil tercapai, jika dengan postur APBN saat ini," lanjutnya.
Priyo menambahkan, seharusnya pemerintah berani menambahkan defisit dari 1, 7 persen menjadi 2,1 persen dan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur di pedesaan dan menunjang ekonomi riil.
"Kalau tidak bisa, ya dengan cara lain. Misalnya realokasi atau memangkas dan melakukan penghematan pos-pos anggaran lain. Itu baru hebat," katanya.
"Kalau dengan postur anggaran sekarang tidak mungkinlah. Nanggung semua. Walaupun kami mendukung pemerintah dengan terengah-engah. Pertumbuhan ekonomi tidak akan tercapai," pungkasnya.
[arp]
BERITA TERKAIT: