Anggota Komisi VII yang juga Panitia Anggaran Satya W Yudha menjelaskan, Partai Golkar mengusulkan agar ada penambahan defisit anggaran di RAPBN 2011 sampai 2,1 persen dari sebelumnya hanya 1,7 persen. Artinya, akan ada kenaikan anggaran 0,4 persen.
"Berarti ada tambahan 4 kali 7 triliun atau 28 triliun. Harapan Golkar itu digunakan sebagian kecil untuk subsidi seperti subsidi listrik. Tapi sebagian besar dilarikan pada pembangunan infrastruktur di daerah yang selama ini sangat terasa kurang," kata Yudha kepada wartawan di gedung DPR, Jakarta (Selasa, 19/10).
Golkar memang mengakui, kalau infrastruktur ditingkatkan target pemerintah pada pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen akan tercapai. Namun yang menjadi kekecewaan Golkar di Setgab, bahwa seakan-akan menambah defisit anggaran adalah haram.
"Yang kita lakukan di Setgab adalah penyamaan visi terlebih dahulu dan soal anggaran adalah mazhab ekonomi. Dan penyamaan visi itu ternyata tidak sampai. Padahal, pemikiran Golkar tidak hanya untuk APBHN 2011 saja. Tapi menyangkut pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan," jelasnya.
Dia menambahkan, pembangunan berkelanjutan harus diawali dengan perubahan defisit anggaran. Karena tidak ada anggaran-anggaran lain yang bisa mengakomodasi pembangunan infrastruktur itu.
"Yang kita usulkan adalah sesuatu untuk pembangunan lima tahun ke depan yang harus diawali dari sekarang. Nah, masalah ini saja tidak sinkron. Itu jadi hal yang diartikan bahwa apa yang jadi saran Golkar di Setgab tidak diakomidir," jelasnya.
Politisi Golkar ini memang mengakui, bahwa usulan penambahan defisit anggaran itu dikabulkan. Tetapi hanya 0,1 persen atau sekitar Rp 7 triliun. Padahal, Golkar mengusulkan 0,4 persen. "Kita lihat saja, kalau APBN 2011 tidak mencerminkan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, kita coba lagi akan mengusulkan itu lagi," tegasnya.
Apakah sikap ini sudah menjadi sikap DPP Partai Golkar?"Kami selalu berkomunikasi, termasuk dengan Ketua Umum Aburizal Bakrie. Fraksi selalu berkomunikasi dengan DPP. Harapan-harapan DPP itulah yang kita utarakan. Jadi itu bukan sikap individu dan itu sudah
clear," tutupnya.
[zul]