"Pak SBY harus sering terjun ke bawah. Jangan hanya tunggu momen Lebaran atau bencana. Pak SBY lebih baik sering datang ke kampung-kampung orang miskin, berdialog dengan mereka, cara itu lebih elegan daripada
open house dan bersikap seolah sinterklas," ujar pengamat politik Universitas Indonesia, Iberamsyah, kepada
Rakyat Merdeka Online, sesaat lalu (Sabtu, 11/9).
Iberamsyah melihat,
open house SBY di Istana Negara kemarin menjadi contoh buruk komunikasi politik Presiden dengan masyarakat. Membiarkan ratusan orang berdesakan di depan gerbang Sekretariat Negara tanpa manajemen yang baik terkesan tidak manusiawi.
"Kalau sudah sampai ada yang meninggal, perlu dipertimbangkan model seperti itu. Kalau dilakukan pun harus dengan manajemen yang lebih baik. Di tengah antrian itu kan ada orang tua dan orang buta, masak digabung begitu saja berdesakan dengan yang lain," ujar Iberamsyah.
Seperti diketahui,
open house Idul Fitri Presiden SBY di Istana Negara kemarin memakan korban jiwa.
Seorang korban tewas dalam antrian
open house Presiden di Istana Kepresidenan adalah seorang tuna netra bernama Jhony Malela (45). Jhony meninggal karena serangan jantung saat mengantri bersama ratusan warga lain demi menyalami Presiden.
[ald]
BERITA TERKAIT: