PKS: SBY Jangan Suka Mengeluh

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/teguh-santosa-1'>TEGUH SANTOSA</a>
LAPORAN: TEGUH SANTOSA
  • Selasa, 10 Agustus 2010, 08:41 WIB
PKS: SBY Jangan Suka Mengeluh
RMOL. Pernyataan Presiden SBY tentang dirinya yang merasa terancam tidak boleh diabaikan, juga tidak boleh dipolitisir. Tetapi di sisi lain, SBY jangan suka mengeluh di depan rakyat.

Ketua Fraksi Golkar Setya No­van­to mengatakan, ancaman itu serius. Oleh sebab itu, ia meminta semua pi­hak terutama aparat keamanan, BIN dan Polri meresponnya secara positif dan cepat, jangan memandang se­belah mata.

“Orang punya cara masing-masing un­tuk menyampaikan unek-unek, apa yang disampaikan Presiden se­ba­gai masalah yang serius sehingga harus ditindaklanjuti secara cepat. Ti­dak boleh dianggap main-main-main,” tegas Novanto, kemarin (Senin, 9/8).

Menurut Wakil Ketua DPR Priyo Budisantoso keluhan Presiden tentang an­caman terorisme jangan dipolitisir atau dipolemikkan. Namun ia me­ngingat­kan, lain kali kalau ada ancaman semacam itu disampaikan secara silent, ti­dak perlu diumumkan secara terbuka ke­pada publik. Tetapi sejalan dengan itu, aparat keamanan dan Polri termasuk BIN, mengedepankan kekuatan in­te­lijen­nya untuk menangkal ancaman ter­sebut. Cara itu yang lebih efektif dan ele­gan, serta tidak menimbulkan kece­masan baru di masyarakat.

“Apa yang dikeluhkan Presiden mengenai ancaman teror, suatu hal yang wajar. Karena kenyataannya, terorisme masih merupakan ancaman serius yang perlu diwaspadai dan ditumpas,” kata Priyo kepada Rakyat Merdeka, di ruang kerjanya, kemarin (Senin, 9/8).

Wakil Ketua Fraksi PKS Machfudz Sid­dik yang sebentar lagi dilantik men­jadi Ketua Komisi I DPR berpendapat se­baliknya. Menurutnya, Presiden SBY ja­ngan terlalu sering menyampaikan ke­­luhan karena masyarakat bisa me­ma­haminya keadaan sudah sangat gawat. Jadi, pernyataan itu justru kon­traproduktif.

“Yang penting, Paspampres, BIN dan Polri lebih giat lagi bekerja untuk me­nga­mankan presiden. Pak SBY jangan ter­lalu sering mengumumkan ancaman te­ror terhadap dirinya ke publik, dam­pak­nya malah kurang baik,” katanya.

Machfudz mengatakan, Polri sudah bekerja secara serius dalam menangani aksi-aksi terorisme, baik yang aktual dan yang potensial. Kalau sekarang ada in­dikasi bahwa ancaman terorisme mengarah ke pejabat negara, itu bisa saja. Itu bentuk kemarahan kelompok te­roris terhadap aksi penangkapan ter­hadap kawan-kawan mereka. [guh]


  • TAGS

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA