Susu sapi diperoleh dari sapi perah dengan kandungan air dan padatan susu berupa vitamin, mineral, karbohidrat, lemak dan protein. Karbohidrat utama yang terkandung dalam susu sapi adalah laktosa, setiap 245 gram susu sapi mengandung 5 persen laktosa dan sejumlah kecil glukosa, galaktosa dan oligosakarida.
Sedangkan susu nabati dibuat dari olahan tumbuhan, seperti kacang-kacangan dan madu.
Masalahnya, tak semua orang dapat menikmati susu sapi. Berdasarkan riset Healthline, 2 hingga 3 persen anak-anak berusia tiga tahun, alergi terhadap susu sapi. Jika ditambah dengan anak-anak usia diatas 3 tahun serta kalangan remaja, maka populasi orang yang alergi terhadap susu sapi tentu sangat tinggi.
Bahkan 75 persen populasi di dunia tidak toleran terhadap laktosa, sehingga sama sekali tidak dapat menikmati susu sapi.
Jadi, sangat banyak orang yang harus menghindari konsumsi susu sapi dan mulai mengubah pilihannya kepada susu nabati. Itulah sebabnya susu nabati seperti susu kedelai, susu mete, susu oat dan susu beras menjadi semakin populer saat ini.
Data dan fakta ini membuktikan bahwa janji kampanye capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka akan bagi-bagi susu sapi bahkan sudah merencanakan akan impor 1,5 juta sapi perah sangatlah absurd dan tidak berdasarkan hasil penelitian kesehatan dan gizi.
Sudah saatnya Prabowo-Gibran bersama tim kampanyenya merevisi program dan janji kampanye yang sudah terbukti tidak melalui riset dan data yang faktual.
Semoga, para ahli kesehatan dan ahli gizi di Indonesia ikut mengkritisi dan mengkoreksi janji kampanye Prabowo-Gibran akan bagi-bagi susu sapi dan impor sapi.
*
Penulis adalah Pendiri Perhimpunan Negarawan Indonesia
BERITA TERKAIT: