Komisaris Independen PLN, Andi Arief menegaskan, potensi gempa megathrust bukan sekadar isu semata. Hal ini sudah dipertegas pernyataan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang telah mengeluarkan peringatan gempa dari dua zona megathrust, yakni Selat Sunda dan Mentawai-Siberut.
"Ancaman megathrust itu nyata. BMKG menyampaikan apa adanya berdasarkan hasil riset berbagai ahli," kata Andi Arief yang pernah menjabat sebagai Stafsus Presiden Bidang Bansos dan Bencana Alam era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, Selasa (27/8).
Sebagai orang yang berpengalaman di bidang bencana alam, Andi Arief pun memastikan PLN telah menyiapkan mitigasi jika gempa megathrust terjadi.
Mitigasi tersebut dilakukan agar pasokan listrik kepada masyarakat tetap berjalan normal tanpa gangguan.
"
Alhamdulillah hari ini seluruh direksi PT PLN sudah satu frekuensi dalam menyikapi ini (ancaman megathrust), sedapat mungkin memitigasi pembangkit atau gardu/instalasi listrik yang ada jika itu terjadi," jelas Andi Arief.
Ancaman tersebut diperkuat dengan terjadinya gempa bumi di Gunungkidul, Yogyakarta pada Senin malam (26/8). Keterangan BMKG, gempa dengan magnitudo 5,5 itu bersumber dari zona megathrust di selatan Yogyakarta.
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalamannya, gempa selatan Gunungkidul M 5,5 merupakan jenis gempa dangkal akibat deformasi batuan di bidang kontak antarlempeng (megathrust). Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme naik (thrust)," demikian kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.
BERITA TERKAIT: