Begitu disampaikan calon presiden, Ganjar Pranowo saat bersilaturahmi dengan pimpinan-pimpinan pondok pesantren (Ponpes) se-Sumatera Utara di Pesantren Darularafah Raya, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
Ganjar yang pernah menjabat Gubernur Jawa Tengah dua periode ini, mengaku selalu melibatkan para ulama dalam mengambil kebijakan.
"Suatu ketika saya jadi Gubernur Jawa Tengah, persoalan yang ada di masyarakat itu gampang diselesaikan, ketika tokoh agama ini berkumpul, bertemu dan berdialog seperti ini," ujar Ganjar dalam keterangan tertulis, Sabtu (11/11).
Ganjar juga menceritakan suatu ketika mendapatkan aduan berbagai masalah yang ada di masyarakat terkait dengan kebutuhan finansial. Termasuk juga, kondisi APBD Jawa Tengah terbatas, terutama pada saat pandemi Covid-19.
Ganjar kemudian berdiskusi dengan tokoh agama dalam pengembangan zakat, infak dan sedekah yang dilakukan oleh pegawai Pemprov Jateng.
Dia menggandeng ulama atau ustaz untuk memberikan ceramah tentang zakat. Tak sampai dua bulan, semua pegawai Pemprov Jateng yang beragama Islam sepakat untuk membayar zakat.
"Saya minta para ulama tiap hari keliling ke seluruh dinas, sebelum bekerja mereka kasih kultum, cukup dua bulan. pegawai menyatakan 'Iya' (bayar zakat)," tuturnya.
"Dulu dari Rp200 juta, alhamdulillah, sekarang Rp6 miliar. Kemudian sekarang berkembang besar," pungkasnya.
Adapun penerimaan zakat di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada 2022 mencapai Rp82,5 miliar. Baznas Jateng menaksir, capaian pada 2023 bisa mencapai Rp100 miliar.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Peran tokoh agama tidak bisa dilepaskan dari perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai masalah, bisa diselesaikan dengan adanya peran tokoh agama. 
.jpg)
.jpg)
BERITA TERKAIT: